Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Ketua Umum Badan Pengurus Daerah Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Papua, Syahrir Hasan, mengatakan investor di bidang hotel dan restoran saat ini masih enggan atau belum mau berinvestasi di Papua.
“Orang yang mau berinvestasi di bidang hotel dan restoran berpikir beberapa hal, yaitu masalah keamanan dan situasi politik karena sekali berinvestasi bukan dalam jumlah kecil, dan profitnya harus baik,” ujar Syahrir, saat diwawancara di Markas Komando Daerah Militer XVII/ Cenderawasih, Jayapura, Senin (28/9/2020).
Dikatakan Syahrir, investasi pada sektor hotel dan restoran menyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang terbilang besar. Pada 2019 pajak hotel dan restoran mencapai 75 persen. Hal ini tak lepas dari okupansi atau tingkat hunian hotel yanMarg mencapai 80 hingga 90 persen.
Syahrir mengaku bisnis di ranah properti sangat menjanjikan, apalagi Papua saat ini sedang berkembang. Hal itu dapat dilihat dari banyaknya gedung-gedung bertingkat, pembangunan venue Pekan Olahraga Nasional, dan jalan-jalan penghubung yang megah.
“Jumlah investor hotel dan restoran banyak, tapi untuk kondisi saat ini belum ada yang masuk. Kita berdoa supaya investor masuk sehingga meningkatkan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi, baik PAD maupun ekonomi warga,” ujar Syahrir.
Baca juga: PHRI Papua optimis okupansi hotel meningkat saat new normal
Wakil Wali Kota Jayapura, Rustan Saru, mengatakan dengan membuka aktivitas perekonomian dan transportasi di era new normal atau tatanan adaptasi kehidupan baru, dapat menggerakkan roda perenomian, salah satunya pada sektor perhotelan dan restoran.
“Dengan meningkatnya okupansi hotel dan kunjungan di restoran dapat mencegah pemutusan hubungan kerja sehingga dapat meningkatkan perekonomian warga dan dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari,” ujar Rustan.
Rustan minta kepada investor agar tidak takut berinvestasi karena aman, dan juga Kota Jayapura tumbuh pada sektor jasa dan perdagangan.
“Harus tetap menerapkan protokol kesehatan sehingga aktivitas berjalan lancar, tingkat pendapatan tidak terganggu, dan dapat meningkatkan lapangan kerja. Tanpa berinvestasi, maka uang akan diam di tempat atau tidak akan tumbuh dan nilainya akan tergerus inflasi dari tahun ke tahun,” ujar Rustan. (*)
Editor: Dewi Wulandari