Ini alasan satu keluarga positif Covid-19 di Surabaya menolak bantuan

Ilustrasi pandemi COVID-19 di Papua
Ilustrasi pandemi COVID-19 di Papua. - Jubi/Dok

“Mereka memutuskan menolak bantuan dari pemkot supaya bisa digunakan untuk keluarga lain yang membutuhkan,”

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Read More

Surabaya, Jubi– Satu keluarga muda warga Kenjeran, Kota Surabaya, Jatim, yang terdiri suami istri serta tiga dari empat anaknya yang terpapar positif Covid-19 berdasarkan hasil tes swab menolak bantuan berupa makanan dari pemerintah kota setempat.

“Mereka memutuskan menolak bantuan dari pemkot supaya bisa digunakan untuk keluarga lain yang membutuhkan,” kata Wakil Ketua DPRD Surabaya, Reni Astuti, yang mengaku telah komunikasi dengan keluarga pasien, Selasa, (2/1/2020).

Baca juga : Kepala daerah ini mengakui keluarganya positif Covid – 19

Pasien positif Covid-19 di daerah ini berusia anak-anak

Hamadi menjadi daerah terbanyak kasus positif Covid-19 di Kota Jayapura

Menurut Reni, pada awalnya suami istri di keluarga muda tersebut dinyatakan reaktif berdasarkan tes cepat dari Puskesmas setepat. Petugas Puskesmas mengusulkan mereka berlima untuk ikut tes swab lewat jalur Dinkes Surabaya. Akhirnya suami memutuskan semua anggota keluarga melakukan swab mandiri di Rumah Sakit Premier Surabaya.

“Hasilnya suami istri beserta tiga dari empat anaknya dinyatakan positif,” kata Reni menambahkan.

Tiga anak yang dinyatakan positif  masing-masing berusia 11 tahun, 8 tahun tahun  dan 5 tahun, sedangkan anak bungsu perempuan berumur 3 tahun dinyatakan negatif.

“Ayahnya kemudian menjalani perawatan medis di salah satu rumah sakit Surabaya, sedangkan ibu dan anak-anaknya isolasi mandiri di rumah,” ata Reni menjelaskan.

Keluarga tersebut menolak bantuan dari Pemkot Surabaya berupa makanan setiap hari selama isolasi mandiri di rumahnya agar bantuan itu bisa digunakan untuk keluarga lain yang membutuhkan. Selain itu cara mengantar makanan dilakukan oleh petugas yang memakai pakai baju alat pelindung diri (APD) sehingga menjadi kurang nyaman dan tidak enak jika dilihat tetangganya.

Reni memastikan selama isolasi mandiri di rumah, keluarga tersebut disiplin mematuhi protokol kesehatan sehingga hasil swab yang kedua dari lima anggota keluarga dinyatakan negatif.

Koordinator Bidang Pencegahan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya, Febria Rachmanita mengatakan telah memberikan perhatian khusus pada anak-anak yang terpapar Covid-19. Sedangkan sebagian anak-anak tersebut tertular karena orang tuanya maupun anggota keluarga lainnya. “Mereka bisa tertular dari orang tua atau pun keluarganya,” kata Febria.

Ia menyebut ada sekitar 127 anak di Kota Surabaya terpapar virus Covid-19. Dari angka tersebut, 36 anak di antaranya berusia 0 hingga 4 tahu serta 91 kasus lainnya adalah anak dengan usia 5 hingga 14 tahun. (*)

Editor : Edi Faisol

Related posts

Leave a Reply