Nabire, Jubi – Raut wajah gembira terlihat pada wajah 60 anak – anak Katolik Paroki Kristus Sahabat Kita (KSK) Nabire. Bukan saja anak, para orang tua mereka pun terlihat senang atas penerimaan sakramen ekaristi pertama bagi putra – putrinya, Minggu (14/07/2019).
Komuni Pertama, atau Komuni Suci Pertama, adalah sebuah tradisi di Gereja Katolik, dimana anak akan menerima hosti (sakramen atau roti dan anggur) untuk pertama kalinya oleh seseorang yang telah dibaptis secara Katolik.
Sebelum menerima komuni, anak – anak diberikan pembekalan selama hampir sebulan tiap harinya. pembekalan tentang pelajaran agama, pengakuan dosa dan sakramen serta tata cara di Gereja Katolik.
Di akhir ibadah, perayaan ekaristi dan penerimaan komuni pertama di gereja itu, Teresia Sri Lestari, salah satu orang tua mengungkapkan senang lantaran anaknya telah menerima tubuh dan darah kristus. Dia pun berharap, kelak anaknya tetap taat kepada Allah dan Gereja Katolik.
Teresia ingin kelak, anaknya bisa menjadi panutan bagi orang lain dengan iman yang ia miliki, membantu sesama dan taat kepada Allah dan dewasa dalam iman Katolik.
“Kami sebagai orang tua senang sebab anak kami sudah terima komuni. Harapan kami adalah semoga dia semakin dewasa dalam iman, semakin mengetahui aturan-aturan dan ajaran agama serta larangannya,” ungkapnya.
Harapan serupa disampaikan orang tua lain, Yohanes Reyaan ikut berharap agar anaknya pun akan tetap menjaga iman sebagai orang Katolik dan berguna bagi gereja, orang tua dan bangsa.
Selain itu ia bilang, harapan bagi anaknya tak terlepas dari peran orang tua sebagai tameng dan pembentuk utama bagi iman anak.
“Kita orang tua itu tameng kalau ingin anak berguna. menjadi ukuran utama terkait perilaku dan sikap anak-anak, terutama dalam doa, Karena anak belajar dari kita para orangtua. Ini tangtangan dan semoga kami bisa,” ucapnya.
Pastor Paroki KSK Nabire, Yohanes Agus Setiyono, SJ, mengatakan, makna komuni pertama atau sambut baru bagi anak – anak adalah menerima langsung Kristus yang ada di dalam hosti (sakramen) yang terberkati. dan kemudian menjadi sekaligus pembimbing bagi anak – anak secara pribadi.
Oleh karena itu, merupakan kesempatan yang sangat personal karena anak – anak bisa menerima tubuh Kristus.
“Dan menjadi bagian dari anggota gereja, sebab merupakan peristiwa institusi (lembaga) mengingat mereka diterima menjadi anggota gereja katolik
Generasi penerus utuk iman yang baru dan gereja Katolik yang disatukan dalam perjamuan ekaristi kudus. Serta menuju kepada langkah kedewasanaan rohani,” tandasnya.(*)
Editor: Syam Terrajana