Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Sebanyak 3.972 warga Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua telah dievakuasi ke Jayapura hingga, Senin (30/9/2019).
Kepala Penerangan dan Perpustakaan Lanud Silas Papare Jayapura, Mayor SUS Rindar Noor A dalam rilis persnya kepada media mengatakan, warga yang dievakuasi dari Wamena ke Jayapura tersebut ada yang tinggal di sejumlah lokasi pengungsian sementara di Sentani, Kabupaten Jayapura, di rumah keluarga mereka di Kabupaten Jayapura dan Kota Jayapura, juga ada yang memilih pulang langsung ke kampung halaman.
Menurutnya, beberapa lokasi di Sentani, Kabupaten Jayapura yang dijadikan lokasi menampung sementara warga yang dievakuasi dari Wamena yakni, Aula Lanud Silas Papare, Batalyon 751 Raider, Rindam, Pos Masjid Alaqsha, daerah Tabita bagian dalam, dan Mushola Attaqwa.
“Di Sentani, Kabupaten Jayapura total pengungsi 725 orang. Di Lanud Silas Papare sebanyak 101 orang, Batalyon 751 Raider sebanyak 197 orang, di Rindam sebanyak 160 orang, di Tabita dalam sebanyak 160 orang, di Pos Asjid Al Aqsho sebanyak 41 orang, dan di Mushola Attaqwa sebanyak 66 orang,” kata Mayor SUS Rindar Noor A, Senin (30/9/2019).
Selain itu menurutnya, bantuan bahan makanan dan kebutuhan warga di berbagai lokasi pengungsian sementara di Wamena yang dikirim dari Jayapura, hingga kini telah mencapai 64 ton 750 kilogram.
Sebelumnya, Komandan Pangkalan TNI Angkatan Udara (Danlanud) Silas Papare Jayapura, Marsekal Muda Tri Bowo Budi Santoso mengatakan, hingga Sabtu (28/9/2019), tercatat sebanyak tujuh ribu warga yang mendaftarkan diri mereka untuk dievakuasi ke Jayapura.
“Sejauh ini kami fokus dari Wamena ke Jayapura dulu. Di sana ribuan orang yang mau turun. Mereka sudah mendaftar,” kata Tri Bowo Budi Santoso akhir pekan kemarin.
Menurutnya sekali terbang dari Wamena ke Jayapura, pesawat Hercules milik TNI dapat mengangkut hingga 170 orang. Dalam sehari, penerbangan dilakukan hingga tiga kali.
“Kami akan optimalkan empat kali penerbangan setiap hari, tapi semua tergantung cuaca. Ada tambahan hercules dua dari Malang, karena sebelumnya satu pesawat sudah pulang ke Jawa untuk perawatan,” ujarnya. (*)
Editor: Edho Sinaga