Gubernur ini belajar menabung beras secara tradisional dari masyarakat adat

Papua-beras
Ilustrasi, beras yang dijual di pasaran – Jubi/Frans L Kobun

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Jakarta, Jubi – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil belajar menabung beras secara tradisional dari masyarakat  adat Kasepuhan Ciptagelar. Masyrakat itu memiliki tradisi menghormati alam dengan menabung beras yang membuat penduduk setempat tidak pernah mengalami krisis pangan.

Read More

Beras tersebut ditabung secara lestari di dalam bangunan kecil yang diberi nama leuit.  Ciri-ciri bangunan leuit berbentuk nyikas, yaitu kecil bagian bawah serta besar bagian tengah dan atas.

“Beras ini disimpan lestari di bangunan kecil bernama LEUIT. Dan uniknya masih ada tabungan beras yang tersimpan dari tahun 1839.” tulis Ridwan Kamil dalam akun twiternya.

Baca juga : Masyarakat adat diminta tidak bergantung bantuan pemerintah di masa pandemi Covid-19 

Ini denda bagi penebang pohon hutan adat tanpa izin 

Polres Merauke sumbang beras ke komunitas Asmat

Menurut ridwan, kearifan lokal itu mampu menjadikan ia menemukan konteks dengan rencana pemerintah pusat melakukan impor beras.

Ridwan Kamil berharap Kasepuhan Ciptagelar dengan kearifan lokalnya tetap lestari meski banyak digempur erupsi atau inovasi besar-besaran oleh modernitas dan musim pagebluk yang membuat banyak masalah untuk banyak pihak.

Tercatat bahan baku yang digunakan untuk tempat menyimpan beras disebut leuit terdiri atas kayu, bambu, ijuk, dan daun kiray. Di daerah Kasepuhan Ciptagelar, terdapat bangunan leuit yang berusia lebih dari 180 tahun lebih dan dibangun sejak tahun 1839 lalu. (*)

Editor : Edi Faisol

Related posts

Leave a Reply