Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jakarta, Jubi– Sebanyak 12 dari 64 pengemudi angkutan mudik di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur, ditangguhkan aktivitasnya karena mengalami gangguan kesehatan.
“12 sopir ini terdeteksi mengalami kelelahan fisik karena istirahat yang kurang. Biasanya mereka begadang karena macet,” kata Koordinator Kesehatan Klinik Kesehatan Terminal Kampung Rambutan, Faris Fadli, Kamis, (30/5/2019).
Baca juga : Empat kapal Pelni siap layani angkutan Lebaran
ASDP Sorong tak menambah armada jelang lebaran
Sebuah bus masuk jurang di Situbondo Jatim
Sebanyak 64 pengemudi tersebut tercatat menjalani pemeriksaan kesehatan oleh tim medis dengan didampingi petugas Dishub dari Unit Pengelola Terminal Angkutan Jalan (UPTAJ) Kampung Rambutan, Rabu (29/5/2019).
Sedangkan kegiatan lanjutan yang digelar Kamis siang, diikuti oleh 34 pengemudi dari sejumlah perusahaan otobus, namun belum diketahui jumlah positif mengalami gangguan kesehatan.
Proses pemeriksaan kesehatan meliputi pemeriksaan urine untuk mendeteksi penyalahgunaan narkoba, cek darah untuk mendeteksi penyakit, serta pengecekan tensi darah dalam rangka mengukur stamina pengemudi .
Proses pemeriksaan kesehatan berlangsung lebih kurang 15 menit hingga diperoleh hasil.
Bagi pengemudi yang terdeksi sehat, maka diperbolehkan melanjutkan aktivitasnya mengantar penumpang, namun jika sebaliknya, akan ditangguhkan selama masa perawatan.
“Kalau yang mengalami penurunan stamina dan konsentrasi, kami berikan vitamin. Semua obat-obatan disesuaikan dengan permintaan pasien dan dokter,” katanya.
Salah satu pengemudi PO Sampuraning Rahayu, Muzaki, mengatakan agenda pemeriksaan kesehatan itu berlaku wajib dalam rangka mengantisipasi potensi kecelakaan penumpang.
“Kemarin saya sempat dilarang menyetir bus karena saya masih kelelahan dan tidak fokus. Saya memilih istirahat di rumah untuk minum vitamin. Baru pagi tadi saya masuk lagi,” kata Muzaki.
Upaya mengumpulkan pengemudi bus untuk menjalani pemeriksaan kesehatan bukan hal yang mudah, petugas Dishub bersama Satpol PP harus menyisir seluruh area terminal untuk menggiring sopir menuju klinik.
“Agak susah juga ngumpulin sopir. Kadang kita kucing-kucingan juga, sebab ada saja yang acuh sama proses pemeriksaan kesehatan,” kata salah satu petugas Dishub DKI, Ginanjar. (*)
Editor : Edi Faisol