FX Mote: Pesparani ingin bersama-sama membangun damai di Tanah Papua

Ketua I Panitia Penyelenggara Pesta Paduan Suara Gerejani atau Pesparani Katolik Papua I, Fransiskus Xaverius Mote. - Jubi/Hengky Yeimo
Ketua I Panitia Penyelenggara Pesta Paduan Suara Gerejani atau Pesparani Katolik Papua I, Fransiskus Xaverius Mote. – Jubi/Hengky Yeimo

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Jayapura, Jubi –  Ketua I Panitia Penyelenggara Pesta Paduan Suara Gerejani atau Pesparani Katolik Papua I, Fransiskus Xaverius Mote mengatakan penyelanggaran Pesparani diharapkan ikut membangun suasana damai di Papua. Hal itu dinyatakan Mote saat dihubungi melalui panggilan telepon pada Jumat  (15/11/2019).

Read More

Mote mengatakan Pesparani Katolik Papua I itu mengambil tema Masmur 108 ayat 2, “Segala makhuk memuliakan Tuhan.” “Tema ini di usung dalam Pesparani agar kita bersaksi umat katolik Indonesia di Papua memuji dan memuliakan nama  Tuhan.,” kata Mote.

Mote menyebut Pesparani Katolik Papua I yang berlangsung 14-18 November merupakan Pesparani tingkat provinsi partama di Papua. “Umat Katolik bersatu, agar kita bangun Papua. Ini momentum penting lepaskanlah masalah, mari kami memuji Tuhan melalui suka cita Pesparani,” katanya.

Mote mengatakan, dengan suka cita itu umat Katolik dan umat beragama lainnya bisa membangun tanah Papua sebagai tanah yang damai.“Ada pertunjukan lintas agama, Katolik, Protestan, juga ada Khosidah yang dipersembahkan oleh umat muslim. Kita harus menunjukan kepada Indonesia dan dunia, bahwa Papua itu damai. Dengan suasana damai, siapapun yang berada di Tanah Papua bisa melakukan apa saja di atas Tanah Papua,” kata Mote.

Ia menyebut Pesparani Katolik I Papua juga ingin mengusung pesan menolak segala bentuk radikalisme agama.  “Kita menolak semua hal yang mengganggu umat agama di Tanah Papua. Kami tolak radikalisme kelompok,”katanya.

Vikariat Jedral Keuskupan Jayapura, Pastor Barnabas Daryana mengatakan Pesparani Katolik Papua I diselenggarakan untuk menjalin persatuan Gereja Katolik. “Jangan jadikan ajang saling mengejek. Sebab ini ajang saling mengasihi semua umat Katolik. Ini adalah pesta gerejani yang harus dijunjung bersama,” katanya. (*)

Editor: Aryo Wisanggeni G

Related posts

Leave a Reply