Festival Seni dan Budaya Port Numbay jadi ajang unjuk bakat

Siswa-siswi SMP se-Kota Jayapura saat mengikuti Festival Seni dan Budaya Port Numbay. - Jubi/Ramah
Siswa-siswi SMP se-Kota Jayapura saat mengikuti Festival Seni dan Budaya Port Numbay. – Jubi/Ramah

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Jayapura, Jubi – Sebanyak 92 pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) se-Kota Jayapura mengikuti Festival Seni dan Budaya Port Numbay di Kantor Wali Kota Jayapura, Kamis (20/2/2020), dalam rangka HUT Kota Jayapura ke-110.

Read More

Penanggung-jawab kegiatan, Abdul Majid, mengatakan dari kegiatan ini untuk mengembangkan kemampuan, keterampilan, dan potensi peserta didik dalam bidang seni dan budaya, juga membentuk watak serta karakter peserta didik berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, serta kearifan lokal.

“Selain itu, menanamkan dan mengembangkan berbagai nilai, iptek, keterampilan, dan wawasan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional, menjalin rasa persahabatan dan persaudaraan antarsiswa, dan sebagai media atau wadah untuk meningkatkan daya kreatifitas, inovasi peserta didik dalam bidang seni terutama seni musik, dan seni sastra Port Nunbay (Kota Jayapura),” ujar Abdul Majid.

Dijelaskan Majid, festival yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Jayapura ini menampilkan tiga cabang lomba, yaitu seni musik (vokal solo) terdiri dari lagu wajib dan lagu pilihan, sastra seni (lomba cerita rakyat Port Numbay), dan melukis ornamen Port Numbay.

“Dewan juri dari LPMP Papua, Balai Bahasa Papua, Kampus ISBI Papua, dosen FKIP Uncen Jayapura, dan para praktisi kebudayaan orang Port Numbay. Dari hasil lomba ini, para finalis akan disiapkan mewakili Kota Jayapura pada jenjang provinsi dan nasional,” jelas Abdul Majid.

Salah satu peserta dari SMP Santo Paulus Jayapura, Nadia, mengaku senang bisa mengikuti kegiatan tersebut karena menyenangkan dan bisa mengetahui Festival Seni dan Budaya Port Numbay.

“Saya ikut lomba ini juga karena bisa ketemu dengan teman-teman dari sekolah lain, komunikasi, dan bertukar pikiran. Persiapan saya mengikuti lomba seni dan budaya ini hanya tiga hari, dari latihan menggunakan alat musik tradisional, seperti tifa, angklung, suling bambu,” jelas Nadia.

Wali Kota Jayapura, Benhur Tomi Mano, mengatakan festival ini untuk menumbuhkan rasa percaya diri pada anak, serta memberikan kesempatan tampil di depan umum.

“Seni dan budaya Papua khususnya Kota Jayapura harus ditanamkan sedini mungkin, supaya tidak melupakan budayanya. Saya berharap melalui lomba ini dapat menumbuhkembangkan, memotivasi serta memahami kearifan lokal budaya Papua,” jelas Tomi Mano. (*)

 

Editor: Kristianto Galuwo

Related posts

Leave a Reply