Eskalasi konflik hambat upaya pemulangan pengungsi di Puncak

Papua
Foto ilustrasi, warga yang mengungsi di Puncak - Jubi/Dok

Papua No.1 News Portal | Jubi

Jayapura, Jubi – Eskalasi konflik yang kembali terjadi di Kabupaten Puncak, Papua dianggap akan menghambat upaya mengembalikan pengungsi dari sejumlah kampung, ke tempat asalnya.

Kepala Kantor Komnas HAM perwakilan Papua, Frits Ramandey menyayangkan konflik bersenjata antara aparat keamanan dan kelompok bersenjata di sana, yang kembali terjadi dalam beberapa hari terakhir.

Read More

Sebab, situasi itu tidak hanya berdampak pada upaya pemulangan pengungsi dari sejumlah lokasi di Puncak ke kampung halamannya.

Eskalasi konflik yang terjadi dalam beberapa hari terakhir, juga menambah jumlah pengungsi. Warga beberapa kampung yang semula merasa wilayahnya aman dari konflik, kini mulai khawatir dan memilih mencari daerah yang dianggap aman.

“Kejadian ini semakin membuat rencana memulangkan pengungsi bisa dipertimbangkan kembali oleh pemerintah. Ini yang kita sayangkan,” kata Ramandey kepada Jubi, Rabu (9/6/2021).

Menurutnya, saat ia ke Puncak awal pekan lalu situasi di sana telah berangsung membaik. Akan tetapi ketika ia kembali ke sana awal pekan ini, eskalasi konflik bersenjata di Puncak kembali memanas.

“Ini kemudian memperburuk situasi. Menambah jumlah warga yang mengungsi,” ujarnya.

Ia berharap, pihak yang terlibat konflik di Puncak dapat menghentikan kekerasan. Terutama yang menyasar warga sipil dan pengrusakan fasilitas publik. Sebab, aksi aksi seperti itu mengarah pada dugaan pelanggaran HAM.

Sementara itu, Ketua Posko Tim Peduli Kemanusiaan Kabupaten Puncak di Kabupaten Mimika, Yunias Kulla mengatakan hingga akhir pekan lalu,  pengungsi dari Puncak masih berdatangan di Timika, ibu kota Kabupaten Mimika.

Kulla menyatakan pihaknya belum selesai mendata para warga sipil Puncak yang mengungsi ke Timika, sehingga jumlah mereka belum dapat dipastikan.

“Pengungsi dari Puncak itu tinggal di rumah kerabat mereka yang ada di Timika. Masyarakat Puncak yang telah menjadi warga Mimika [menerima] mereka ] membuat bakar batu,” kata Kulla awal pekan ini.

Kulla mengatakan pihaknya terus berupaya mendata para warga sipil Puncak yang mengungsi ke Timika. Pengungsi yang didata itu baik yang datang dari Ilaga maupun pengungsi dari Beoga. (*)

Editor: Edho Sinaga

Related posts

Leave a Reply