Papua No. 1 News Portal | Jubi
Bandarlampung, Jubi – Balai karantina Pertanian mencatat ekspor komoditas lada asal Lampung naik hingga 50 persen selama periode Januari hingga Mei tahun ini. Provinsi Lampung merupakan pengekspor lada utama, dan menurut data pada sistem IQFAST.
“Ekspor Lada Lampung mengalami peningkatan sebanyak 57 persen atau sebanyak 2.062 ton pada periode Januari hingga Mei tahun ini,” ujar Kepala Balai Karantina Pertanian Lampung, Muhammad Jumadh, Jumat, (12/6/2020).
Baca juga : Daerah ini ekspor 17.897 ton minyak kelapa di tengah pandemi Covid-19
Ekspor komoditas Riau selama 2019 anjlok 22,27 persen
Desember 2019, nilai ekspor bulanan Papua naik 166,61 persen
Ia menjelaskan saat ini balai karantina pertanian sedangkan memonitor sebagai tindakan karantina terhadap 25 ton lada Lampung yang akan di ekspor dengan tujuan Vietnam. “Lada yang diekspor telah melalui serangkaian tindakan karantina, sehingga dapat dipastikan sehat dan aman sesuai persyaratan teknis negara tujuan,” kata Jumadh menambahkan.
Menurut dia, lada masuk golongan komoditas pangan segar asal tumbuhan dan memiliki banyak variabel kontrol keamanan pangan sebagai syarat bagi negara tujuan ekspor.
Tercatat selama tahun 2019 Karantina Pertanian Lampung telah melakukan sertifikasi ekspor lada sebesar 15,6 ribu ton, sedikit lebih banyak dibandingkan dengan sejumlah wilayah kerja Karantina Pertanian lainnya seperti Tanjung Priok dengan jumlah 12,3 ribu ton, Makassar 6,7 ribu ton, Surabaya 4,6 ribu ton dan Pontianak sebanyak 3,9 ribu ton.
“Ekspor komoditas lada saat ini menuju beberapa negara seperti Vietnam, India, China, Amerika, Jerman, Rusia, Jepang dan Prancis, serta biasanya di ekspor dalam bentuk lada biji, bubuk baik lada putih maupun lada hitam,” kata Jumadh menjelaskan.
Selain melakukan tindakan karantina, Balai Karantina Pertanian Lampung juga membimbing cara ekspor dengan persyaratan teknis bagi petani atau pelaku usaha, untuk membantu memasuki pasar ekspor. (*)
Editor : Edi Faisol