Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Pelaku usaha di Papua yang butuh tenaga kerja lokal diharapkan dapat memberi peluang kepada lulusan Sekolah Menengah Kejuruan atau SMK di sana. Dengan demikian, lulusan SMK di Papua dapat terserap dan mendapatkan pekerjaan yang sesuai keahliannya.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Pendidikan, Perpustakaan, dan Arsip Daerah (DPPAD) Papua, Christian Sohilait. “Manfaatkan anak-anak ini. Silahkan dites secara normal. Kalau dia masih butuh pembinaan, itu juga tugasnya dunia usaha membantu melakukan pembinaan kepada mereka. Akan tetapi, memberikan kepercayaan itu lebih penting,” kata Sohilait, Sabtu (5/6/2021).
Menurutnya, banyak di antara lulusan SMK di Papua yang memiliki kemampuan setara dengan lulusan SMK di provinsi lain. “Hampir 100 SMK [di Papua] sudah saya kunjungi. SMK di Merauke itu luar biasa. Saya lihat sendiri mereka punya sembilan jenis usaha di Kota [Merauke]. Di Nabire, di Timika juga begitu. Sampai PT Freeport Indonesia memperkejakan mereka,” ujar Sohilait.
Baca juga: Jaringan internet Telkom terganggu, penerimaan online siswa baru SMK macet
Menurutnya,lulusan SMK memiliki dua pilihan, antara melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi dan bekerja. Ia berharap tidak ada lulusan SMK di Papua yang menganggur setelah lulus.
“Ini juga tantangan bagi anak-anak dan sekolah. Memang tidak semua SMK sudah teruji. Anak-anak dihadapkan kepada pilihan melanjutkan ke jenjang lebih tinggi atau bekerja. Akan tetapi, kalau dia langsung terserap di dunia usaha, saya pikir itu peluang,” ujarnya.
Sohilait menambahkan pada tahun ajaran 2020/2021 terdapat 10 ribu siswa SMK di Papua mengikuti ujian akhir. Akan tetapi, siswa yang lulus hanya sekitar 9.400 orang, setara 96,7 persen dari total peserta ujian akhir. Tingkat kelulusan siswa SMK itu menurun dibandingkan tingkat kelulusan pada tahun ajaran 2019/2020, yang mencapai 97 persen.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Wikan Sakarinto mengatakan pihaknya mendorong para kepala SMK di Papua dan Papua Barat meningkatkan kerja sama dengan dunia usaha maupun industri (DUDI). Kerja sama dengan DUDI dinilai Wikan akan meningkatkan kompetensi siswa SMK agar sesuai dengan kebutuhan DUDI.
Baca juga: Penerimaan siswa baru SMK se-Kota Jayapura, Papua secara online
Wikan menyatakan pola pikir para kepala SMK harus diubah untuk menyiapkan lulusan SMK yang berkarakter dan sesuai kebutuhan DUDI. “Pertama, yang didorong adalah kapabilitas kepala SMK dan jajaran pemimpin SMK di Papua dan Papua Barat melalui Gerakan Sekolah Menyenangkan atau GSM,” kata Wikan Sakarinto belum lama ini.
Ia mengatakan kepala sekolah harus memiliki karakter kepemimpinan yang kuat. Kepala sekolah juga diharapkan menjadi motivator, inovator, mampu mengorganisasi, dan mengontrol pelaksanaan pembelajaran di SMK. “Kami ajak GSM agar benar-benar bisa membangun kepemimpinan dan pola pikir kepala SMK seluruh Papua dan Papua Barat,” ujarnya.
Direktur Kemitraan dan Penyelarasan DUDI, Ahmad Saufi menyatakan pola pikir sistem pembelajaran di SMK harus diubah. Sistem pembelajaran SMK yang haru harus berfokus kepada penyiapan kemampuan dan keterampilan bekerja serta pengembangan karakter peserta didik. (*)
Editor: Aryo Wisanggeni G