DPRD Nabire minta Pemda sikapi ancaman warga Kampung Wanggar Pantai soal jalan rusak dan boikot Pemilu

papua-dprd-jalanrusak-boikotpemilu
Kondisi jalan rusak menuju Kampung Yaro dan Wanggar Pantai – foto. Sambena Inggeruhi.

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Nabire, Jubi – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Nabire, meminta pemerintah setempat, serius menyikapi ancaman dari warga melalui kepala Kampung Wanggar Pantai Distrik Yaro Kabupaten Nabire-Papua.

Pasalnya, dalam rapat dengar pendapat (hearing) bulan ini, kelompok hearing 4 telah mendapati aparatur Distrik dan Kampung Wanggar Pantai yang mengancam akan memboikot Pemilihan Bupati Nabire pada 9 Desember mendatang.

Read More

“Kepala Kampung dan aparat distrik ancam mau boikot Pemilu di sana,” ujar ketua kelompok hearing 4, Sambena Inggeruhi kepada Jubi di Nabire usai kunjungan ke Distrik Yaro. Kamis (3/12/2020).

Ia menjelaskan, aparat kampung Wanggar pantai dan Distrik Yaro meminta agar pemerintah daerah segera memperbaiki jalan rusak akibat hujan beberapa waktu lalu.

Pasalnya, jalan itu merupakan satu-satunya akses penghubung dari Kampung Yaro I menuju dua kampung lainnya yakni kampung Yaro 2 dan Kampung Wanggar.“Sekali lagi mereka ancam boikot pemilu di Sana. Ini serius, harus ditindaklanjuti,” jelas Inggeruhi.

Lanjutnya, hearing kelompik 4 ke Distrik Yaro seharusnya membahas banyak persoalan baik infrastruktur dan lainnya. Akan tetapi, setelah di lapangan terjadi lain, yakni hanya membahas terkait kerusakan jalan.

“Kami ke sana, sebenarnya banyak hal yang mau dibahas. Tapi mereka ini mungkin sudah emosi dengan kondisi jalan jadi kami tidak bahas lain. Hanya jalan yang rusak,” lanjut Inggeruhi.

Anggota kelompok hearing lainnya, Yormina Monei menambahkan, keluhan yang sama juga disampaikan oleh aparat Distrik Yaro.

Menurutnya, persoalan jalan itu sudah sering mengalami kerusakan dan longsor akibat hujan deras. Bahkan menurut mereka (aparat distrik dan kampung) persoalan jalan itu selalu diusulkan pada setiap Musrembang. Sudah lebih 10 Tahun terakhir namun tidak pernah terealisasi.

Sehingga mereka berharap dalam satu dua hari sebelum 9 Desember ini agar segera diperbaiki.

“Sebab selama ini setiap longsor selalu diperbaiki dengan dana kampung. Sebab jalan satu-satunya ke sana jalan itu. Lalu, normalisasi dengan dana kampung tidak mencukupi,” tambah Monei. (*)

Editor: Syam Terrajana

Related posts

Leave a Reply