Distributor diimbau tak timbun sembako jelang Lebaran

Aneka bumbu dapur yang dijual di pasar tradisional – Jubi/Dok - Jubi/Yance Wenda
Aneka bumbu dapur yang dijual di pasar tradisional – Jubi/Dok – Jubi/Yance Wenda

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Jayapura, Jubi – Menjelang Hari Raya Idulfitri 1440 Hijriyah/2019 Masehi, Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disperindagkop dan UKM) Kota Jayapura mengimbau kepada distributor agar tidak menimbun bahan pokok.

Read More

Imbauan itu dikeluarkan untuk mengantisipasi kenaikan harga sebagai akibat dari kelangkaan bahan pokok. Kenaikan harga mengakibatkan inflasi.

“Bahan pokok yang biasanya digunakan, seperti telur, minyak goreng, tepung terigu, beras, sayur-mayur di beberapa pasar tradisional dan modern saat terpantau masih wajar. Artinya, belum adanya kenaikan harga yang signifikan,” kata Kadisperindagkop dan UMK Kota Jayapura, Robert L.N. Awi, di Kantor Wali Kota Jayapura, Rabu (22/5/2019).

Awi mencontohkan pekan lalu terjadi kelangkaan bawang merah dan bawang putih, sehingga harganya dijual masing-masing Rp100 ribu per kilogram.

“Sekarang sudah normal lagi karena stoknya sudah ada. Satu kilo dijual Rp50 ribu. Sebenarnya tidak masalah karena setiap dua minggu distributor mendatangkan barangnya. Ada 45 distributor bahan pokok di Kota Jayapura,” ujar Awi.

Ia menjelaskan Pemerintah Kota Jayapura dan Tim Pengendali Inflasi terus memantau dan mengamankan ketersediaan bahan pokok di pasar tradisional maupun pasar modern.

“Kami pastikan selama tiga bulan ke depan stok bahan pokok aman dengan ketersediaan yang cukup. Saya mengimbau kepada distributor dan pedagang tidak menaikkan harga bahan pokok serta melakukan penimbunan barang,” imbaunya.

Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Papua, Fauzan, menyatakan harga bahan pokok di Kota Jayapura masih stabil, stok masih terpenuhi, dan tidak ditemukannya penimbunan barang, baik di pasar modern, pasar tradisional, maupun gudang penyimpanan barang distributor.

“Memang di April untuk Kota Jayapura perkembangan ekonomi mengalami deflasi atau penurunan harga, namun proyeksi kami kenaikan akan terjadi di Mei, dan biasanya itu terjadi karena ramadan hingga jelang Hari Raya Idulfitri,” ujar Fauzan.

Diungkapkan Fauzan, deflasi Kota Jayapura pada April 2018 berada di angka 0,26 persen. Sedangkan inflasi berjalan dari Januari sampai April yaitu 0,23 persen.

“Jadi masih terkendali dengan sangat baik inflasi di Kota Jayapura. Target kami untuk inflasi tahun 2019 yaitu 3,5 persen. Inflasi masih terjaga dengan baik sampai saat ini,” ujar Fauzan.

Terkait komoditas pada bulan April yang mengalami deflasi yaitu bahan makanan jadi, minuman, air, listrik, gas, perumahan, sandang, kesehatan, pendidikan, komunisasi, dan jasa keuangan. Sedangkan komoditas yang mengalami inflasi pada April yaitu sayur bayam, angkutan udara, cabai rawit, barang putih, dan bawang merah.

“Itu beberapa komoditas yang kami pantau terakhir berdasarkan data dari BPS yang mengalami inflasi di Kota Jayapura. Kami mengimbau kepada masyarakat untuk berbelanja secukupnya, tidak berlebihan. Upaya yang kami lakukan untuk memastikan kestabilan harga dengan melakukan sidah dan menggelar pasar murah,” ungkap Fauzan.

Salah satu distributor bawang di Pasar Hamadi, Haji Awi, menyatakan bila mengambil barang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan pedagang.

“Sekali ambil satu ton untuk dijual dalam dua minggu. Saya tidak pernah melakukan penimbunan karena begitu barang datang langsung saya bagi habis kepada langganan saya. Langganan sekali ambil 100 kilogram,” jelas Haji Awi. (*)

Editor: Timo Marten

Related posts

Leave a Reply