Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Wakil Wali Kota Jayapura, Rustan Saru, mengatakan distribusi air bersih ke pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Jayapura digilir, akibat dari penebangan pohon secara liar untuk membuka lahan guna dijadikan kebun.
“Harus didata siapa-siapa pelaku yang membuka lahan untuk dijadikan kebun. Harus ditindak untuk mendapatkan sanksi supaya ada efek jera,” ujar Rustan di Kantor Wali Kota Jayapura, Rabu (11/3/2020).
Menurut Rustan, hutan adalah sumber kehidupan, salah satunya menyediakan sumber air yang bisa dinikmati masyarakat untuk minum, mencuci, mandi hingga pertanian.
“Regulasinya sudah ada tapi aksinya belum, maka perlu penegasan lapangan saja, ini dilakukan untuk menjamin ketersediaan air bersih,” ujar Rustan.
Diakui Rustan, dulunya sumber air di Kota Jayapura melimpah. Warga mendapatkan air tanpa harus digilir, namun daerah aliran sungai (DAS) yang dulunya bagus menjadi rusak menyebabkan suplai air bersih terus menyusut.
“Agar warga mendapatkan air, salah satu cara dengan harus digilir. Untuk menjaga sumber air tetap ada di setiap intek atau dipasang bendungan atau bak penampung air hujan. Menghitung antara jumlah pelanggan dengan cadangan supaya seimbang ketika air tidak ada bisa dilepas ke warga,” jelas Rustan.
Direktur Utama PDAM Jayapura, Entis Sutisna, mengatakan sebanyak 805 liter per detik kapasitas distribusi air bersih, namun kondisi sekarang ini mengakibatkan produksi air hanya 50 persen dari kapasitas yang ada.
“Sekarang kami hanya bisa memanfaatkan 400 liter per detik untuk memenuhi 420 ribu lebih masyarakat Kota Jayapura, sehingga pelayanan kami tidak optimal akibat turunnya debit air,” ujar Entis.
Diakui Entis, ketergantungan terhadap alam cukup tinggi untuk tersedianya air bersih, sehingga apabila dilakukan penebangan pohon secara liar tentunya berdampak pada ketersediaan air.
“Upaya kami dengan melakukan perbaikan terhadap intek air yang ada, untuk memaksimalkan potensi air dengan memanfaatkan sumber air yang masih normal. Jumlah pelanggan air ada 34 ribu. Kami mohon maaf kepada masyarakat karena kelangkaan air di Kota Jayapura, akibat faktor alam di luar prediksi kami, harusnya saat ini debit air normal,” jelas Entis. (*)
Editor: Kristianto Galuwo