Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Anggota komisi bidang politik, hukum, hak asasi manusia dan keamanan Dewan Perwakilan Rakyat Papua, Emus Gwijangge mengatakan, dibutuhkan peran serta masyarakat untuk menciptakan keamanan dan kenyamanan dalam proses Pemilihan Umum 2019. Gwijangge menyatakan aman dan tidaknya Pemilihan Umum 2019 bukan hanya tanggung jawab aparat keamanan, namun juga butuh dukungan masyarakat.
“Masyarakat jangan mau diprovokasi oleh pihak-pihak tak bertanggung jawab. Jangan mau dikorbankan untuk kepentingan politik oknum atau kelompok tertentu,” kata Emus Gwijangge kepada Jubi, Jumat (12/4/2019).
Masyarakat Papua diingatkan untuk menggunakan hak pilihnya sesuai hati nurani. Gwijangge mengingatkan jangan sampai ada pemilih yang merasa terpaksa atau memaksa pemilih lain memilih calon presiden/wakil presiden, calon legislatif dan calon anggota DPD tertentu. “Namanya saja pesta demokrasi, prosesnya harus demokratis. Tak boleh ada unsur paksaan,” ucapnya.
Para peserta Pemilihan Umum 2019 dan pendukungnya juga diingatkan menerima apapun hasil Pemilihan Presiden/Wakil Presiden dan pemilihan anggota legislatif (pileg) nanti. Semua peserta Pemilihan Umum 2019 harus memiliki komitmen siap kalah dan siap menang.
“Jangan menciptakan polemik di masyarakat. Mengitervensi penyelenggara atau gerekan-gerakan lain yang dapat membuat situasi di masyarakat tidak aman dan nyaman,” ujarnya.
Kepala Kepolisian Daerah (Polda) Papua, Irjen Pol Martuni Sormin mengatakan Polda Papua menerjukan 7.500 personil Polri mengamankan pelaksanaan Pemilu di 28 kabupaten dan satu kota di Papua. Ia menyatakan para polisi yang mengamankan Pemilu 2019 juga didukung oleh 7.500 prajurit TNI.
“Jumlah keseluruhan ada 15 ribu personil gabungan. Memang jumlah itu masih kurang untuk wilayah Papua yang luasnya tiga kali Pulau Jawa. Namun kami optimis dapat mengawal pelaksanaan Pemilu di Papua,” kata Martuani Sormin. (*)
Editor: Aryo Wisanggeni G