“Kasus DBD di Malut hanya tercatat 300 lebih, namun pada 2019 ini sampai Juli telah mencapai 707 kasus, enam di antaranya meninggal dunia,”
Papua No. 1 News Portal | Jubi,
Ternate, Jubi – Kasus Demam Berdarah di Maluku Utara dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan peningkatan. Hal itu menjadi peringatan bagi semua untuk melakukan upaya pencegahan secara maksimal.
“Kasus DBD di Malut hanya tercatat 300 lebih, namun pada 2019 ini sampai Juli telah mencapai 707 kasus, enam di antaranya meninggal dunia,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Maluku Utara, Andi Sakurawati, Senin, (5/8/2019).
Berita terkait : Empat warga Sukabumi meninggal akibat DBD
Kematian seorang ibu hamil di Sumba Timur akibat DBD
Hingga Februari, delapan kasus DBD di Nabire
Meningkatnya kasus DBD di daera itu di antaranya disebabkan faktor iklim, perubahan perilaku nyamuk aedes aegypti penyebar virus DBD yang biasanya hanya menggigit manusia pada pagi dan sore hari sekarang malam hari.
“Itu sesuai hasil penilitian,” kata Andi menambahkan.
saat ini Dinkes Maluku Utara bersama Dinkes seluruh kabupaten kota terus berupaya mencegah penyebaran DBD, di antaranya menintensifkan sosialisasi pencegahan DBD kepada masyarakat.
Pencegahan DBD yang disosialisasikan kepada masyarakat terutama mengenai konsep 3M yakni menguras bak mandi secara rutin, menutup bak atau tempat penampungan air dan mengubur kaleng atau wadah yang dapat menampung air.
“Selain itu mendorong setiap rumah warga memiliki minimal seorang pemantau jentik nyamuk,” kata Andi menjelaskan.
Uapaya itu agar tak memberi peluang ada jentik nyamu aedes aegypti berkembangbiak serta penggunaan kelambu saat tidur, terutama untuk ibu yang memiliki balita.
Selain iyu Dinkes Maluku Utara juga membagikan buku saku mengenai prosedur penanganan DBD kepada seluruh Puskesmas, sehingga jika ada kasus DBD di wilayah kerjanya dapat langsung ditangani dengan baik.
“Kami mengimbau kepada masyarakat di Malut agar selalu menerapkan pola hidup sehat seperti mengonsumsi makanan yang bergizi, isterahat yang cukup dan berolahraga karena pola hidup seperti itu akan mendukung terciptanya daya tahan terhadap penyakit termasuk DBD,” kata Andi menjelaskan. (*)
Editor : Edi Faisol