Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Pembangunan gedung II Dewan Perwakilan Rakyat Papua atau DPRP setinggi 14 lantai akan segera selesai, dan segera digunakan oleh para anggota DPRP periode 2019 – 2024. Ondoafi Kampung Bambar-Doyo Baru, Distrik Waibu, Kabupaten Jayapura, Orgenes Kaway menilai kantor baru DPRP yang mewah itu harus diimbangi peningkatan kinerja para anggotanya.
Gedung II DPRP yang sedang dibangun itu akan menjadi salah satu perkantoran termewah di Kota Jayapura, Papua. Gedung yang dibangun dengan biaya sekitar Rp240 miliar itu bahkan dilengkapi helipad yang berada di atas gedung. Kantor para legislator Provinsi Papua itu juga dilengkapi pelataran parkir yang cukup untuk menampung 400 mobil.
Gedung 14 lantai itu juga dilengkapi oleh dua lift berbeda, salah satunya dikhususkan bagi para anggota DPRP. Sementara satu lift lainnya akan digunakan oleh para pengunjung. Selain itu, setiap anggota DPRP akan mendapat ruang kerja tersendiri.
Ondoafi Kampung Bambar-Doyo Baru, Orgenes Kaway menyatakan fasilitas kantor mewah bagi para anggota DPRP itu harus diimbangi dengan peningkatan kinerja DPRP. “Ini gedung termegah di Papua. Harapan saya anggota dewan yang terpilih benar-benar bekerja untuk rakyat. Mereka harus membuktikan kinerjanya, (agar mereka pantas menerima) fasilitas luar biasa itu,” kata Kaway kepada Jubi, Kamis (25/4/2019).
Kaway tidak ingin fasilitas mewah yang disiapkan untuk para anggota DPR Papua periode lima tahun mendatang, tidak diimbangi kinerja maksimal. Kaway mengingatkan, jangan sampai masyarakat menganggap para anggota DPRP hanya datang ke kantor, duduk dan sibuk mengurus kepentingannya sendiri.
“Makanya harus dibuktikan dengan kinerja sebagai wakil rakyat yang sudah mendapat fasilitas. Karya di masyatakat itu yang penting. Jangan hanya gedungnya yang mewah tapi tidak diimbangi kinerja maksimal,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Sains dan Tehknologi Jayapura, Alexander Gobai mengatakan, pada periode berikut lembaga DPR Papua butuh anggota dewan yang berani menyuarakan dan memperjuangkan aspirasi masyarakat. “Kita butuh lebih banyak lagi anggota DPR Papua yang berani bicara. Minimal seperempat dari 55 kursi anggota DPRP yang berasal dari parpol,” kata Alexander Gobai kepada Jubi, Rabu (24/4/2019).
Gobai menilai jumlah anggota DPRP yang berani menyuarakan kepentingan publik terlalu minim, sehingga banyak pengaduan masyarakat kepada DPRP tidak mendapatkan solusi yang tuntas. Gobai menyatakan para anggota baru DPRP harus berani menggunakan segala kewenangan kelembagaan yang ada untuk menyelesaikan masalah-masalah di Papua. (*)
Editor: Aryo Wisanggeni G