Untuk memenuhi kebutuhan 120 ribu haji asal Indonesia tahun ini.
Papua No. 1 News Portal | Jubi
Payakumbuh, Jubi – Wakil Wali Kota Payakumbuh, Sumatera Barat, Erwin Yunaz menyebutkan 43 UMKM yang tergabung dalam Koperasi Iko Sero Payakumbuh, siap mengekspor 480 ton bumbu rendang ke Arab Saudi. Ekspor itu untuk memenuhi kebutuhan 120 ribu haji asal Indonesia tahun ini.
“Jumlah 480 ton bumbu rendang tersebut kami hitung dari asumsi per orang mengonsumsi dua kilogram rendang selama 40 hari,” kata Erwin, Kamis, (20/2/2020).
Baca juga : Ekspor komoditas Riau selama 2019 anjlok 22,27 persen
Ekspor komoditas Riau selama 2019 anjlok 22,27 persen
Mahasiswa pertanyakan pengusaha bauksit ini lolos menjadi eksportir
Ia mengatakan Koperasi Iko Sero sudah melakukan penandatanganan nota kesepahaman dengan Al Bait Maamour For Umra Service di Jakarta pada Rabu (19/2/2020) kemarin, yang difasilitasi oleh Asosiasi Pengusaha Bumiputera Nusantara Indonesia (Asprindo).
“Ekspor bumbu rendang yang akan dilakukan ini merupakan sejarah bagi UMKM Indonesia yang bisa menembus pasar luar negeri,” kata Erwin menambahkan.
Menurut dia, penyediaan makanan jamaah haji tak bisa sembarangan sehingga daerahnya hanya ekspor bumbu dan juru masaknya. Sedangkan daging memang tidak dipakai dari Payakumbuh karena salah satu bahan makanan rendang itu tapi lebih bagus dari Arab Saudi.
Dalam dua bulan ke depan UKM yang ditunjuk akan mulai memproduksi bumbu rendang yang ditargetkan dapat membuat sebanyak 10 ton setiap hari.
“Kami ingin menunjukkan ke Menteri Koperasi dan UKM bahwa UMKM kita mampu mandiri. Kalau ordernya sudah jelas begini, pihak swasta diharap mau membantu untuk memfasilitasi termasuk pembiayaan. Jadi selama 40 hari total kami kirim 480 ton bumbu rendang,” kata Erwin menjelaskan.
Ia menjelaskan dengan sentuhan teknologi modern, bumbu rendang diklaim bisa bertahan selama satu tahun dengan cita rasa yang tidak berubah.
Sedangkan penandatanganan nota kesepahaman ekspor akan membuka potensi ekspor ke negara-negara lainnya. Erwin mengaku akan menyasar negara-negara yang memiliki tenaga kerja Indonesia, seperti Malaysia dan Hong Kong.
“Ini model pertama di Indonesia. Harapannya Presiden menjaga koperasi dan UMKM tumbuh dengan baik. Ini sebagai pembuka,” katanya. (*)
Editor : Edi Faisol