CRCS UGM-Ilalang Papua Launching Buku Ke II Tentang Sagu Dan Sampah

Center for Religious and Cross-cultural Studies atau CRCS Universitas Gadjah Mada Yogyakarta meluncuurkan buku "Bina Damai Berkeadilan Melalui Sagu dan Sampah" di Jayapura, Jumat (27/7/2019). - Jubi/Hengky Yeimo.
Center for Religious and Cross-cultural Studies atau CRCS Universitas Gadjah Mada Yogyakarta meluncuurkan buku “Bina Damai Berkeadilan Melalui Sagu dan Sampah” di Jayapura, Jumat (27/7/2019). – Jubi/Hengky Yeimo.

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Jayapura, Jubi – Center for Religious and Cross-cultural Studies atau CRCS Universitas Gadjah Mada Yogyakarta meluncuurkan buku “Bina Damai Berkeadilan Melalui Sagu dan Sampah” di Jayapura, Jumat (27/7/2019). Buku itu menghimpun tulisan berbagai persoalan sosial di Jayapura dan Merauke, Papua.

Read More

Peneliti CRCS Samsul Maarif menyebut, buku “Bina Damai Berkeadilan Melalui Sagu dan Sampah” itu merupakan buku bertema Papua kedua yang diterbitkan CRCS. “[Sambutan buku pertama luar biasa, karena buku itu [mengurai] persoalan sosial di Papua dengan pendekatan kemanusiaan. Buku kedua ini berisi [tulisan para penulis dari Papua] tentang sagu dan sampah [yang mengantar kita memahami persoalan sosial di Papua]. CRCS melihat hal itu penting,” kata Samsul dalam peluncuran buku itu.

Samsul memuji proses para penulis berdiskusi dengan para mama Papua, dan belajar memahami persoalan sosial Papua dari sudut pandang perempuan Papua. Kini, para penulis itu membagikan perspektif itu melalui buku “Bina Damai Berkeadilan Melalui Sagu dan Sampah.”

“Bagi kami, di Papua banyak [hal] besar yang [bisa] dilakukan, dan memang dibutuhkan di Papua ini. [Para penulis buku ini membagikannya kepada kita],” kata Samsul. Ia berharap berbagai paparan tentang sagu dan sampah itu dapat mendorong model kebijakan baru, misalnya mengolah sampah menjadi energi atau pupuk tanaman.

Salah satu penulis “Bina Damai Berkeadilan Melalui Sagu dan Sampah”, Herbert Amohoso menyampaikan terima kasihnya kepada CRCS Universitas Gadjah Mada (UGM) yang menerbitkan buku itu. “Kami banyak belajar dari mama-mama dan UGM dalam [mencari cara] membina mama-mama di Skyland dan Padang bulan,” bebernya

Amohoso menyebut tulisan dalam “Bina Damai Berkeadilan Melalui Sagu dan Sampah” masih berfokus kepada masalah sosial di Jayapura dan Merauke. Amohoso berharap proses penulisan CRCS berikutnya dapat memotret persoalan di lebih banyak daerah di Papua. “Maka, [jika ada] teman-teman yang mau bergabung, kami selalu terbuka,” ucap Amohoso.

Aktivis Ilalang, Munawir mengatakan pihaknya memiliki beragam pendekatan pemberdayaan masyarakat, dengan berupaya mengedepankan nilai-nilai sosial sebagai modalnya. Munawir menyatakan, dalam konteks masyarakat Jayapura dan Merauke, persoalan sampah dan sagu adalah isu penting yang memiliki banyak dimensi persoalan sosial.

“Dua isu ini dijadikan sebagai media dalam pengembangan ekonomi kreatif, sekaligus membina damai. Buku kedua ini berisi refleksi tentang keterlibatan mengenai persoalan yang terjadi dalam masyarakat, menemukan jalan keluar, dan bagaimana mencoba mengimplementasikan ide-ide yang dibangun,” katanya.(*)

Editor: Aryo Wisanggeni G

Related posts

Leave a Reply