CPA Hirosi dan Konopa minta Menteri KLH resmikan kebun tanaman bahan baku noken

Ketua CPA Hirosi Papua, Marshal Suebu, Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw saat berdiskusi dengan Menteri KLH beberapa waktu lalu. -Jubi/Ist

Papua No.1 News Portal | Jubi

Sentani, Jubi – Ketua Club Pencinta Alam (CPA) Hirosi Papua, Marshall Suebu meminta kepada Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KLH) RI agar dapat meresmikan kebun tanaman bahan baku pembuatan noken, yang dikelola oleh CPA Hirosi dan Komunitas Noken Papua (Konopa).

Marshal mengatakan, permintaan kepada Menteri KLH ini disampaikannya pada 24 September lalu saat Menteri KLH berkunjung ke Jayapura. Hal ini dimaksud agar ada dukungan dari semua pihak terkait pelestarian dan perlindungan terhadap tanaman bahan baku pembuatan noken, di Arboretum milik CPA Hirosi dan Konopa.

Read More

Menurutnya, Arboretum yang dikelola pihaknya ini telah merawat 20 jenis tanaman yang nantinya digunakan sebagai bahan baku pembuatan Noken.

“Lokasinya di hutan Ninggey Hirosi Kemiri Sentani, dan pada saat permintaan saya disampaikan kepada ibu menteri, juga didengar dan disaksikan oleh Bupati Jayapura pada saat itu,” ujar Suebu melalui pesan WhatsApp di Sentani, Rabu (6/10/2021).

Kata Suebu, jika peresmian dilakukan oleh Menteri LHK maka sudah pasti ada perhatian dari pemerintah pusat dan daerah, terhadap pengelolaan dan pengembangan Arboretum ini ke depannya. Bahan baku pembuatan noken saat ini sangat sulit dan susah ditemukan, karena populasi tanamannya yang mulai berkurang dan langka.

Marshal Suebu yang juga sebagai pemerhati lingkungan, mengaku sangat bangga dengan noken yang sudah menjadi benda warisan budaya dunia. Oleh sebab itu, keberadaan, penggunaan, serta pengelolaan bahan bakunya harus dijaga dan dilestarikan dengan baik.

“Saya salah satu dari tim penyusun laporan berkala noken warisan dunia, yang diminta langsung oleh pemerintah pusat, yang diketuai oleh Pak Damar Jati yang juga sebagai peneliti dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dua kali mengikuti pertemuan persiapan laporan berkala empat tahunan, dan dipercaya untuk memberikan masukan serta bobot laporan pemerintah Indonesia kepada UNESCO,” ungkapnya.

Sebagai warisan dunia, Marshall menambahkan, bahwa ada tiga segmen penting yang perlu diperhatikan dalam rangka pelestarian noken sebagai warisan dunia. Pertama adalah sosialisasi penggunaan noken, kedua adalah mempersiapkan ketersediaan dan keberlangsungan bahan baku pembuatan noken asli, dan ketiga mengejahwantahkan nilai positif dan sakral dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

“Dari ketiga segmen ini, kita ada pada segmen satu yang hanya mensosialisasikan saja, yang lebih penting lagi ada pada segmen kedua, dan paripurna dari noken ditetapkan jadi warisan dunia ada pada segmen ketiga,” jelasnya.

Sementara itu, Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw yang disinggung terkait hal ini mengatakan pihaknya telah memerintahkan kepada dinas terkait untuk melakukan koordinasi secara intens dengan CPA Hirosi serta Konopa, agar hal-hal yang diperlukan dan harus ditindaklanjuti dapat diketahui jauh-jauh hari.

“Noken sudah menjadi warisan budaya dunia. Saat ini banyak noken yang diperjualbelikan di tempat-tempat umum dengan bahan baku yang alami atau asli, ada juga yang sudah modern. Tetapi keberlangsungan noken asli harus dijaga dan dilestarikan melalui Arboretum yang dikelola saat ini oleh teman-teman CPA Hirosi dan Konopa. Satu-satunya di Papua, karena mereka (Hirosi dan Konopa) telah mengindentifikasikan puluhan jenis tanaman yang layak dijadikan bahan baku noken,” katanya. (*)

 

Editor: Kristianto Galuwo

Related posts

Leave a Reply