Papua No.1 News Portal | Jubi
Sentani, Jubi – Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw mempertanyakan keseriusan pemerintah pusat soal penuntasan pembangunan ruas jalan Sentani menuju Depapre dan dermaga peti kemas, yang hingga kini belum diselesaikan.
Menurutnya, berbagai upaya telah dilakukan dengan berkoordinasi serta mendatangi sejumlah kementerian dan lembaga. Bahkan dari upaya yang dilakukan ini, ada perintah Presiden Jokowi yang sangat jelas agar proses pembangunan dermaga peti kemas dikerjakan hingga tuntas, termasuk ruas jalan Sentani menuju Depapre sepanjang 30 kilometer.
“Pada 2021 lalu tol laut dibuka di Dermaga Depapre, sebagai dasar agar pekerjaan infrastruktur jalannya diselesaikan, hingga saat ini semua terbengkalai dan belum dikerjakan. Baik jalan maupun dermaga,” ujar Bupati Awoitauw di Sentani, Rabu (5/1/2021).
Bupati Awoitauw juga merasa sangsi terhadap komitmen pemerintah pusat, dalam proses pembangunan dua fasilitas penting bagi peningkatan dan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Jayapura, secara khusus masyarakat yang mendiami pesisir.
Terkait pekerjaan jalan, katanya, terhenti dikarenakan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Papua tersandung kasus korupsi, lalu menjalani persidangan dan sudah ada keputusan yang inkrah oleh pengadilan.
“Surat keputusannya sudah kami bawa dan laporkan kepada Pemerintah Provinsi Papua, DPRP, bahkan sampai ke Kementerian PUPR. Sudah berulang kali kami koordinasi dengan kementerian dan lembaga, ada tujuh hingga sepuluh kali kami datangi Menteri BUMN, dan Menteri Perhubungan hanya untuk membicarakan proses pembangunan jalan dan dermaga di Depapre,” katanya.
Mathius menambahkan, dengan kehadiran dermaga peti kemas serta terbukanya tol laut dan akses jalan baik dari dan ke Depapre, secara tidak langsung pertumbuhan ekonomi masyarakat akan meningkat, juga terciptanya lapangan kerja bagi masyarakat lokal, serta harga barang dan sembako secara otomatis akan turun, karena akses melalui Depapre bisa digunakan untuk mengirim barang ke daerah pegunungan dan juga daerah lain di Papua.
“Dengan kondisi seperti ini, saya bertanya apakah negara serius menangani pembangunan di Papua, secara khusus pada kasus jalan dan dermaga di Depapre,” ucapnya.
Sementara itu, Obeth Kromsiang salah satu tokoh pemuda di kawasan Teluk Tanah Merah, sangat menyayangkan kondisi Infrastruktur jalan dari Depapre menuju Sentani dan Dermaga peti kemas Depapre, yang tidak selesai proses pengerjaannya.
“Teluk Tanah Merah atau Depapre ini memiliki potensi wisata bahari yang sangat luar biasa, akses jalan yang baik diperlukan agar masyarakat dari luar bisa berkunjung dan berwisata di sejumlah tempat wisata yang ada di Depapre dan sekitarnya. Termasuk jalur pelabuhan ini sangat dibutuhkan, agar adanya lapangan pekerjaan, dan pengiriman logistik dari luar Papua ke daerah pegunungan akan lebih cepat dan murah melalui Depapre selain bandar udara,” katanya. (*)
Editor: Kristianto Galuwo