Bupati Jayapura: warga harus waspadai risiko bencana

Papua
Areal permukiman di kawasan penyangga Cycloops di Kabupaten Jayapura, seusai diterjang banjir bandang pada 16 Maret 2019. - Jubi/Engelbert Wally.

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Sentani, Jubi – Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw menyatakan Pemerintah Kabupaten Jayapura sejak tiga bulan lalu telah menyosialisasikan pentingnya kewaspadaan masyarakat menghadapi cuaca ekstrem seperti curah hujan tinggi, serta angin kencang. Awoitauw menyatakan pihaknya telah menyampaikan peringatan dini tentang risiko bencana yang ditimbulkan cuaca ekstrem itu.

Hal itu dinyatakan Awoitauw saat ditemui di Sentani, ibu kota Kabupaten Jayapura, Papua, Jumat (5/2/2021). “Sudah ada sosialisasi dan peringatan kepada warga yang berada di pesisir pantai dan yang tinggal di bagian daratan,” ujar Awoitauw.

Read More

Meskipun demikian, Awoitauw mengakui tingginya curah hujan membuat banjir dan tanah longsor terjadi di sejumlah tempat. Ia menyatakan banjir dan tanah longsor itu telah dikendalikan melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Jayapura. “Relawan tanggap bencana harus ada dan bekerja dalam kondisi seperti itu,” ujarnya.

Baca juga: Cagar Alam Cycloop tetap rusak parah

Awoitauw juga mengimbau masyarakat turut menjaga kebersihan sungai, sehingga tidak ada sampah yang menghalangi aliran air. “Kembali kepada kesadaran kita bersama, lingkungan sekitar kita harus dijaga dengan baik, sampah dibuang di tempatnya, sehingga kita tetap aman dari bencana,” ucapnya.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Jayapura, Kris Kores Tokoro mengatakan pihaknya sudah melakukan sosialisasi dan koordinasi dengan berbagai pihak guna mengurangi pembalakan dalam kawasan Cagar Alam Cycloop. Ia menyatakan bencana banjir bandang Sentani pada 16 Maret 2019 lalu menjadi pengalaman berharga untuk memastikan kelestarian Cagar Alam Cycloop terjaga.

Tokoro menyatakan semua pihak harus bersama-sama mengawasi Cagar Alam Cycloop, khususnya di sejumlah titik rawan longsor dan banjir. “Untuk keselamatan kita bersama, kawasan Cagar Alam Cycloop harus bebas dari aktivitas perambahan serta pembukaan lahan untuk perkebunan,” kata Tokoro. (*)

Editor: Aryo Wisanggeni G

Related posts

Leave a Reply