Papua No. 1 News Portal | Jubi
Sentani, Jubi – Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw peluncuran Kurikulum Muatan Lokal Bahasa Ibu Melalui Pendidikan Adat di Sembilan Wilayah Dewan Adat Suku Kabupaten Jayapura pada Rabu (4/8/2021). Kurikulum muatan lokal bahasa ibu itu diharapkan akan membuat siswa SD kembali mampu berbicara dalam bahasa daerahnya.
Awoitauw mengatakan tidak banyak generasi muda di Kabupaten Jayapura yang mengetahui atau mempelajari bahasa ibu atau bahasa daerah tempat tinggalnya. Ia mengingatkan, bahasa ibu atau bahasa daerah merupakan jati diri yang menunjukkan asal usul seseorang.
Kini, bahasa ibu atau bahasa daerah menjadi muatan lokal dalam kurikulum SD di Kabupaten Jayapura. Pembelajaran menggunakan kurikulum muatan lokal itu akan dimulai dari SD YPK Efata Puyoh Besar di Kampung Putali, Distrik Ebungfauw, Kabupaten Jayapura, Papua.
Baca juga: Kabupaten Jayapura jadi tuan rumah Kongres Masyarakat Adat Nusantara
Awoitauw mengatakan Kurikulum Muatan Lokal itu ditetapkan melalui Peraturan Bupati Jayapura agar dapat diterapkan oleh semua satuan pendidikan di Kabupaten Jayapura. Ia menegaskan kurikulum lokal itu memberi bobot yang besar kepada pengajaran muatan lokal seperti bahasa daerah. Hal itu dinilai penting untuk mendidik generasi muda.
“Peraturan Bupati itu ada untuk menyiapkan generasi muda kita di era Otonomi Khusus Papua. Bagaimana mereka mendasari masa depan mereka dengan sesuatu yang penting. Kami mau bicara Otonomi Khusus, tetapi bahasa ibu hilang. Otonomi Khusus itu tidak ada artinya, jika sebagian jati diri kita hilang, karena Otonomi Khusus Papua didasarkan adat istiadat dan kebudayaan,” kata Awoitauw.
Menurutnya, kurikulum lokal yang diluncurkan Rabu itu akan diterapkan di 54 SD di Kabupaten Jayapura. “Sekolah adat diharapkan dapat memberikan dukungan penuh kepada Dinas Pendidikan dalam mengimplementasikan kurikulum muatan lokal ini disetiap sekolah,” ujar Awoitauw.
Baca juga: DAS dan DAP akan dilibatkan sebagai panitia Kongres Masyarakat Adat Nusantara
“Yang lalu, kami kesulitan dalam hal pendanaan Sekarang, dari Dana Otonomi Khusus, langsung diturunkan ke setiap sekolah. Kita sudah ada kampung adat, pemerintah [kampung adat] diharapkan dapat mendorong kurikulum [lokal] itu menjadi bagian yang penting bagi masyarakat di setiap kampung,” kata Awoitauw.
Secara terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Jayapura, Ted Mokay mengatakan penerapan kurikulum muatan lokal akan dilakukan di 54 SD. SD itu tersebar di Distrik Sentani Timur, Sentani, Ebungfauw, dan Waibhu.
“Penerapan kurikulum muatan lokal sebelumnya sudah ada, seperti hasta karya, kerajinan tangan, olahraga, musik, dan lagu tradisional. Untuk [muatan] bahasa ibu, tergolong baru. Pengajarnya harus mendapat pelatihan khusus. Sebab itu, akan ada kerja sama dengan sekolah adat di Kabupaten Jayapura, ” katanya. (*)
Editor: Aryo Wisanggeni G