Buku Situs Tutari disebar gratis ke sekolah

Pelajar SMP Negeri I Sentani, membaca buku mengenai Situs Megalitik Tutari - (Antara/Hari Suroto)
Pelajar SMP Negeri 1 Sentani membaca buku tentang Situs Megalitik Tutari – (Antara/Hari Suroto).

Papua No.1 News Portal | Jubi

Jayapura, Jubi –  Balai Arkeologi Papua membagikan sebanyak 1.500 buku tentang Situs Megalitik Tutari untuk pelajar di Kota dan Kabupaten Jayapura. Program tersebut untuk mendukung gerakan literasi di daerah.

Read More

“Buku muatan lokal Situs Megalitik Tutari disusun bersama para guru bidang studi (sejarah). Bukunya telah dicetak dan diterbitkan,” kata Kepala Balai Arkeologi Papua Gusti Made Sudarmika, Senin (2/12/2019).

Buku tersebut menjadi bahan proyek percontohan penerapan mata pelajaran bermuatan lokal di tiga sekolah di Papua. Sekolah tersebut ialah SMP Negeri 6 Kota Jayapura, serta SMP Negeri 1 Sentani, dan SMP Negeri 2 Sentani di Kabupaten Jayapura.

Buku terbitan Balai Arkeologi Papua itu berisikan materi pengayaan tentang Situs Megalitik Tutari. Mereka menyajikannya dalam bentuk tulisan ilmiah populer. Model penulisan dan gaya bahasanya mudah dipahami pelajar.

Ada dua seri buku yang diterbitkan, yakni Inspirasi dari Motif Megalitik Tutari, dan Belajar Bersama Nenek Moyang di Situs Megalitik Tutari. Kedua buku tersebut dibagikan gratis kepada sejumlah sekolah di Kota dan Kabupaten Jayapura.

Inspirasi dari Megalitik Tutari merupakan buku cerita bergambar, dengan target pembacanya ialah siswa SD dan SMP. Adapun Belajar Bersama Nenek Moyang di Situs Megalitik Tutari, target pembacanya ialah pelajar SMP dan SMA,” kata Arkeolog Balai Arkeologi Papua Hari Suroto.

Penerbitan buku sekaligus untuk menyebarluaskan hasil penelitian arkeologi terhadap Situs Megalitik Tutari. Hasil penelitian yang sama juga diterbitkan pada jurnal ilmiah.

“Gerakan literasi di sekolah masih terkendala karena terbatasnya buku bacaan untuk pelajar. Kami mengapresiasi Balai Arkeologi Papua yang telah membantu (menyediakan) buku bacaan, terutama pengayaan tentang situs-situs arkeologi di Papua,” kata Kepala SMP Negeri 7 Jayapura Sudarmo. (*)

 

Editor: Aries Munandar

Related posts

Leave a Reply