Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua, Naek Tigor Sinaga, meningatkan warga agar mengantisipasi peredaran uang palsu jelang Natal dan Tahun Baru.
“Biasanya peredaran uang palsu meningkat saat memasuki hari raya keagamaan,” ujar Sinaga di SMA Olahraga Waena, Distrik Heram, Kota Jayapura, Senin (21/12/2020).
Menurut Sinaga, pengedar uang palsu memanfaatkan momen keadaan ramai transaksi perdagagangan, baik di pasar tradisional maupun di pasar modern.
“Kami selalu memberikan edukasi dan sosialisasi keaslian uang Rupiah sehingga warga tidak tertipu oleh uang palsu,” ujar Sinaga.
Sinaga menjelaskan cara mudah yang dapat dilakukan masyarakat agar mengetahui keaslian Rupiah saat diterima, yaitu dengan cara 3D (dilihat, diraba, diterawang).
“Uang asli terasa kasar, sedangkan uang palsu tidak. Kalau masih ragu, terawang uang pada cahaya atau lampu. Rupiah asli ada hologram dan nampak jelas gambarnya,” ujar Sinaga.
Dikatakan Sinaga, meski masyarakat di Papua khususnya di perkotaan sudah banyak yang memahami perbedaan antara uang asli dan palsu, warga diminta tetap waspada.
“Saya rasa temuan uang palsu di Papua tidak terlalu banyak, karena masyarakat sudah banyak paham. Saya tidak hafal datanya, tapi rasionya lebih sedikit bila dibandingkan tahun sebelumnya, sebab aktivitas masyarakat berkurang,” ujar Sinaga.
Sinaga menambahkan sejak Januari hingga 18 Desember 2020, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua sudah menyalurkan uang sebesar Rp10 triliun.
Baca juga: Aktivitas perekonomian sampai pukul 10 malam saat Natal dan Tahun Baru
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Kecil Menengah Kota Jayapura, Robert L.N. Awi, mengatakan dalam mengantisipasi peredaran uang palsu melakukan kerjasama dengan kepolisian dan pedagang.
“Kami minta pedagang, bila menemukan uang palsu segera melaporkannya kepada kami atau pihak kepolisian sehingga oknum yang menyebarkan uang palu langsung diamankan,” ujar Awi.
Dikatakan Awi, sosialisasi dan edukasi keaslian Rupiah selalu diberikan kepada masyarakat agar tidak tertipu, apalagi saat perayaan hari raya keagamaan dan momen Tahun Baru.
“Pengedar uang palsu selalu memanfaatkan momen Natal dan Tahun Baru karena banyak pembeli, baik pasar modern maupun pasar tradisional, sehingga pedagang tidak memiliki kesempatan untuk mengecek keaslian Rupiah. Tetap waspada dengan adanya uang palsu,” ujar Awi. (*)
Editor: Dewi Wulandari