Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Papua terus mendorong masyarakat agar bertransaksi menggunakan pembayaran nontunai, sebagai bentuk mitigasi pencegahan penularan virus corona.
Salah satu kanal pembayaran nontunai yang dikembangkan BI adalah Quick Response Indonesian Standard (QRIS), diperkenalkan sejak 17 Agustus 2019 dan secara nasional wajib diimplementasikan per 1 Januari 2020.
Kepala Kantor Perwakilan BI Papua, Naek Tigor Sinaga, mengatakan QRIS dapat menggerakkan pembayaran nontunai di tengah pendemi virus corona, apalagi setelah diberlakukannya kebijakan physical distancing (jaga jarak fisik).
“Saya yakin QRIS akan menjadi masa depan pembayaran seiring perkembangan teknologi. Satu QR Code untuk seluruh pembayaran. Belanja dari rumah cukup bayar pakai QRIS saja,” ujar Sinaga, saat launching QRIS Againts Covid-19 dan upaya penanggulangan dampak Covid-19 ke perekonomian (gerakan Belanja UMKM) di Kantor Perwakilan BI Papua, Kamis (30/4/2020).
Sinaga menjelaskan salah satu program QRIS Againts Covid-19, yaitu berbelanja barang kebutuhan secara online dengan pembayaran menggunakan QRIS. Dalam pelaksanaanya BI Papua berkoordinasi dengan Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran, yaitu Bank Mandiri, Link Aja, dan Saga Group.
“Manfaat penggunaan QRIS itu sendiri sesuai dengan tagline QRIS Unggul adalah universal (inklusif), gampang (transaksi dilakukan dengan mudah dan aman dalam satu genggaman), untung (efisien, satu QR untuk semua aplikasi), dan langsung (transaksi cepat dan seketika),” ujar Sinaga.
Sinaga menambahkan, perkembangan QRIS cukup pesat, saat ini ada 28 penyelenggara yang sudah berizin BI dan masih banyak yang mengantre untuk mengajukan izin penyelenggaraannya.
“Per 24 April 2020, merchant yang sudah terdaftar QRIS mencapai 3,3 juta di seluruh provinsi di Indoenesia. Di Papua sendiri sebanyak 9.568 merchant yang terdaftar QRIS,” ujar Sinaga.
General Manager Saga Group, Haris Manuputty, mengatakan transaksi pembayaran menggunakan QRIS cukup mudah, meski masih ada beberapa kendala dalam pelayanan.
“Konsumen menghubungi operator Saga melalui chatting di aplikasi WhatsApp, melakukan pemesanan produk yang akan dibeli, operator Saga mengonfirmasi pesanan, total harga (minimal pemesanan Rp 100 ribu di luar ongkos kirim), beserta nama dan alamat pengirim dari konsumen,” ujar Manuputty.
Dikatakan Munuputty, setelah dilakukan konformasi nama dan alamat, kurir dari Saga mengatar pesanan ke alamat konsumen. Setelah pesananan sampai di alamat yang dituju, kurir dari Saga menunjukkan kode QRIS Saga kepada konsumen untuk di-scan lalu dilakukan pembayaran.
“Setelah transaksi berhasil barang langsung diberikan. Kendala saat ini yang kami hadapi, terkadang pesanan tidak sesuai, atau waktu yang tidak tepat. Bahkan kurir kami harus menukar uang ke warung untuk kembalian. Harapan kami tetap mengoptimalkan pelayanan demi kenyamanan masyarakat berbelanja,” ujarnya. (*)
Editor: Kristianto Galuwo