Berjualan di bawah rindang pohon mangga, Mama Salomina turut nikmati dampak PON XX

papua
Mama Salomina Rosumbre dan mama Papua lainnya saat duduk berjualan di bawah pohon mangga. Jubi-Yance Wenda

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Sentani, Jubi – Pekan Olahraga Nasional (PON) XX, tidak hanya membawa keuntungan bagi mama-mama perajin suvenir di kota dan kabupaten Jayapura saja. Tapi juga bagi mereka yang datang dari kabupaten lain di Papua.

Salah satunya mama Salomina Rosumre, perempuan asal Desa Yenusi, Kecamatan Bosni Byak Utara Provinsi Papua. Mama Salomina membawa hasil kerajinan tangannya dari byak ke Jayapura untuk dijajakan di tengah perhelatan PON.

Read More

“Mama di Jayapura sudah dua minggu, datang pakai kapal laut, perjalanan satu malam saja ,” kata Salomina kepada Jubi, Jumat ( 15/10/2021)

Perempuan Byak ini menjual hasil kerajinan tangannya di depan Stadion Lukas Enembe. Tak ada tenda atau payung peneduh. Dia menjejerkan jualannya di bawah pohon manga yang rindang.

“Mama jual anting, gelang, mahkota kepala, ada gantungan atau hiasan dinding dan banyak macam. Harga mulai Rp10 ribu – Rp100 ribu, suvenir ini mama siapkan selama tiga bulan lebih. Karena tidak ada tempat, jadi mama jual di bawah pohon saja.

Kalau hujan mama simpan jualan, kalau sudah reda baru atur kembali,” ucap Salomina.

Selama dua minggu perhelatan berlangsung, pendapatannya bervariasi. Tergantung sedikit banyaknya pembeli. Ia berharap di penutupan PON, buah tangannya itu bisa habis terjual.

“Dalam satu hari itu paling mama kami bisa dapat Rp500 ribu sampai 2 juta rupiah. Tapi tergantung ke pembeli, karena banyak yang berjualan suvenir dan berdekatan. Untuk penutupan besok itu kami berharap barang yang kami bawa ini bisa habis terjual karena kami tidak mau bawa kembali banyak, kami berharap pulang itu antara habis dan bawa sedikit saja,” ujarnya.

Selain orang-orang yang di kabupaten Jayapura dan kota, ada juga pembeli dari luar Papua. kebanyakan membeli tanpa tawar menawar.

“Ada kontingen-kontingen mereka datang beli mama punya suvenir ini, kalau mereka beli itu tidak tawar-tawar, dorang angkat saja karena hanya sekali saja dorang datang ke Papua. Tapi kalau kita punya orang (lokal) mereka terlalu banyak tawar menawar,” tutur ibu dua anak ini.

Salah seorang pengunjung , Izhack yang berasal dari seputaran mengaku dengan momen seperti ini ia bisa berbelanja suvenir yang ia inginkan.

“Saya tadi beli habis beli kopi Lani Mendek, saya beli juga suvenir yang mama-mama mereka buat ini, ini kesempatan, bagus dimana saya bisa beli banyak karena besok itu pasti harga akan berbeda tidak seperti saat ini,” ujarnya.

“Banyak sekali yang perlu diperhatikan baik oleh dinas-dinas untuk membantu mama-mama yang berjualan, dinas dan panitia PON ini bisa bantu menawarkan jualan mereka kepada atlet dan kontingen,” tutur Izhack.(*)

 

Editor: Syam Terrajana

 

Related posts

Leave a Reply