Papua No. 1 News Portal | Jubi,
Jayapura, Jubi – Sektor pariwisata di Kota Jayapura cukup menjanjikan, namun harus dikelola dengan baik. Hal ini dikatakan Sekeraris Umum (Sekum) Perhimpunan Hotel Seluruh Indonesia (PHRI) Papua, Salim kepada Jubi, Senin (26/2/2018) saat ditemui di Hotel Sahid, Jayapura.
“Sektor pariwisata di Kota Jayapura memang cukup menjanjikan namun saat ini objeknya belum dikelola dengan baik. Salah satunya Pantai Hamadi,” kata Salim.
Kata Salim, bagaimana masyarakat atau pengunjung mau merasa nyaman, jika masuk ke daerah Pantai Hamadi saja, sudah dilakukan penarikan retribusi, baik dari pintu masuk hingga penyewaan pondok ataupun menggunakan kamar mandi.
“Seharusnya apabila mau ditarik tarif harus satu kali saja. Misalnya di pintu masuk, ditarik retribusi seterusnya untuk pondok dan penggunaan kamar mandi tidak usah lagi. Ini kesannya seperti tidak teratur,” ujarnya.
Dikatakan, bisnis perhotelan di Kota Jayapura tidak terlepas dari peran penting pariwisata.
“Bisnis perhotelan di Kota Jayapura, 65 persen pemasukannya dari kegiatan pemerintah. Kalau ada kegiatan pemerintah, baru hotel-hotel di Jayapura bisa penuh. Kalau dari sisi pariwisata belum sepenuhnya karena ya itu, belum digarap dengan baik,” katanya.
Dirinya mencontohkan, di pulau Bali, hotel-hotel bisa penuh karena sektor wisatanya mendukung, sehingga menarik para turis baik dari Indonesia maupun mancanegara.
Disinggung, apakah pihak PHRI Papua sudah melakukan kerjasama dengan Dinas Pariwisata Kota Jayapura maupun provinsi, Salim mengatakan, selama ini belum ada kerjasama, namun untuk pertemuan secara intens memang ada, tetapi khusus untuk membahas pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) dimana Papua akan menjadi tuan rumah.
Terpisah, Kepala Dinas Pariwisata Kota Jayapura, Bernard Fingkreuw kepada Jubi di ruang kerjanya mengatakan, sektor pariwisata khususnya wisata pantai sudah didukung, dengan memberikan bantuan kepada para pengelola pantai tersebut, namun bantuan itu, diakui belum seberapa.
“Kami sudah berikan bantuan bagi pemilik hak ulayat pantai Hamadi maupun pantai Base-G namun bantuan tersebut hanya diperuntukkan untuk pembangunan pondok-pondok bagi pengunjung,” katanya.
Menurut Fingkreuw, pihaknya belum bisa berbuat banyak karena hingga saat ini masih kekurangan dana guna pengembangan sektor pariwisata yang saat ini mulai menjamur di Kota Jayapura.
“Kalau dengan PHRI memang belum ada kerjasama namun kedepannya akan kami lakukan. Saat ini kami masih dalam tahap diskusi untuk mensukseskan pelaksanaan PON 2020 mendatang,” ujarnya.(*)