Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Jayapura menargetkan jumlah sampah yang akan dikelola meningkat tahun ini. Kepala Seksi Penanganan Pengurangan Sampah dan Limbah P3 Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Jayapura, Frengky Nelson Numbery mengatakan, pada 2017 lalu, pengelolaan sampah yang masuk di Bank Sampah Jayapura (BSJ) mencapai 56 ton.
Ia meyakini jumlah pengelolaan di 2019 bisa melampaui jumlah tersebut. Menurutnya ada sejumlah cara yang akan ditempuh untuk mencapai target tersebut. Beberapa diantaranya dengan mengintensifkan pembinaan pada kelompok yang sudah ada serta membentuk banyak kelompok baru dengan sosialisasi ke berbagai lembaga.
“Caranya dengan memperbanyak nasabah, membuka kelompok baru, sosialisasi pengelolaan sampah ke komunitas peduli lingkungan, BUMN, BUMD, sekolah dan pengepul sampah,” ujar saat ditemui di Bank Sampah Jayapura di Kantor Wali Kota Jayapura, Senin (4/2/19).
Frengky Nelson Numbery mengatakan, langkah tersebut juga dilakukan untuk memaksimalkan pengelolaan sampah dan mencegah penumpukan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Numbery berharap, semakin banyak yang terlibat, maka volume sampah baik sampah rumah tangga dan sampah produksi bisa dikurangi dengan cara memaksimalkan bank sampah.
“Jumlah yang sudah dikerjakan dari bank sampah ditambah dengan yang dikerjakan oleh TPS 3R dan teman-teman pengepul maka itulah yang akan menjadi pengurangan sampah karena dua sistem yang dikerjakan di kota adalah sistem penanganan dan sistem pengurangan,” ungkapnya.
Menurutnya, dengan adanya Bank Sampah Jayapura, terbukti mampu membuat masyarakat memilah dan memilih jenis sampah sebelum dibuang. Klasifikasi sampah ini semakin memudahkan petugas untuk mengolah sampah yang bisa di daur ulang.
“Kota Jayapura sekarang sudah melebihi 70 persen untuk penanganan tapi untuk pengurangan masih dibawah 30 persen. Strategi yang saya gunakan dengan mengkomunikasikan dengan teman-teman pengepul dan TPS 3R bahwa pekerjaan kita ini penting untuk pengurangan sampah,” jelasnya.
Salah satu warga, Albert mengapresiasi upaya pemerintah dalam pengurangan sampah. Namun ia mengingatkan agar program ini tidak hanya berorientasi pada proyek semata, seperti kumpul angkut dan buang tapi lebih gencar mensosialisasikan penyelesaian persoalan sampah mulai dari sumbernya baik di tingkat RT/RW, kelurahan, kampung dan distrik agar mulai memilah sampah organik dan non organik.
“Kalau sosialisasi itu gencar dilakukan, saya yakin sampah organik sudah selesai diolah menjadi kompos dan non organik dengan adanya bank sampah akan didapat sampah daur ulang sehingga ke depan ada harapan volume sampah yang dibuang ke TPA bisa berkurang,” ungkapnya. (*)
Editor : Edho Sinaga