Papua No. 1 News Portal | Jubi
Sentani, Jubi – Mantan atlet sepak bola putri Papua, Lidia Ibo berharap para atlet Papua yang akan berkompetisi dalam Pekan Olahraga Nasional atau PON XX Papua akan menunjukkan prestasi terbaik mereka. Ia juga berharap para atlet Papua tidak cepat merasa puas, sehingga terus mengasah kemampuannya untuk berpretasi di level kompetisi yang lebih tinggi seperti SEA Games, Asian Games, dan Olimpiade.
Kabupaten Jayapura pada era 1980-an hingga 1990-an mencetak banyak atlet berprestasi yang mengharumkan nama Papua di tingkat nasional dan internasional. Kini pun Kabupaten Jayapura membentuk banyak atlet berprestasi yang akan berlaga dalam PON XX Papua, termasuk di cabang olahraga sepak bola, dayung, atletik, voli, voli pantai, rugbi, karate, tinju, dan cabang lainnya.
Ibo menyatakan setiap latihan yang dilakukan secara rutin dan terus menerus akan menjadi bekal atlet untuk meraih prestasi terbaiknya. Ibo yang pernah menjadi striker tim nasional sepak bola putri menuturkan ketekunan berlaih dan tidak mudah merasa puas merupakan kunci untuk meraih prestasi di level yang lebih tinggi.
Baca juga: Sub PB PON Kota Jayapura sarankan kirab api PON libatkan masyarakat adat
Dengan ketekunan dan terus berlatih, Ibo mendapat pengalaman untuk terus berkompetisi di level yang lebih tinggi. “SEA Games 2007 Jakarta, lalu SEA Games di Vietnam, Myanmar, Malaysia, dan Philipina. Menjadi pesepak bola putri asal Papua, dari Kabupaten Jayapura, suatu kebanggaan tersendiri bagi saya,” kata Ibo memberi semangat bagi para atlet PON Papua.
Ibu tiga orang anak itu berharap organisasi induk cabang olahraga dan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Jayapura terus menyigi bakat atlet muda di Kabupaten Jaapura. Pemburu bakat harus turun berkeliling kampung, mencari pemain muda berbakat, dan menjalankan pembinaan yang berkelanjutan.
“Mau maju dan sukses olahraga kita, maka pembinaan, [kompetisi] lokal [dan] daerah harus lebih sering dilakukan. Jangan nanti datang iven besar, lalu datangkan pemain dari luar untuk bermain atas nama daerah ini. itu lucu namanya,” kata Ibo.
Baca juga: Frengky Shony ingin bawa kriket Papua berjaya di PON XX
Hal senada juga disampaikan oleh Risa Monim, mantan atlet voli putri Papua. Menurutnya, pembinaan olahraga di daerah mati suri karena pengurus KONI tidak mampu menjalankan program pembinaan setiap cabang olahraga yang dinaunginya.
“Lima hingga sepuluh tahun yang lalu, ada banyak [kompetisi] lokal dan daerah yang sering diselenggarakan di daerah. Ada banyak atlet berprestasi yang dihasilkan dan mengharumkan nama daerah pada kancah nasional hingga internasional. Saat ini, bahkan sebelum memasuki persiapan PON XX, [kompetisi] lokal dan daerah sudah sangat jarang dilakukan,” kata Monim.
Meski sedih dengan perkembangan itu, Monim optimis para atlet Papua tetap mampu berprestasi dalam PON. “Sebagai mantan atlet, [saya merasa] sangat miris melihat kondisi itu. Tetapi [saya] tetap optimis ada hasil terbaik yang nantinya diraih oleh atlet kita. Sebagai tuan rumah, kita harus menunjukan semua kemampuan terbaik untuk nama daerah ini,” ujar Monim. (*)
Editor: Aryo Wisanggeni G