Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Pemerintah Provinsi atau Pemprov Papua Barat melatih aparatur kampung di wilayah Sorong Raya menggunakan aplikasi Sistem Administrasi dan Informasi Kampung plus (SAIK+).
Kepala bidang perencanaan Otonomi Khusus atau Otsus Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Papua Barat, Legius Wanimbo mengatakan pelatihan itu berlangsung di Kota Sorong, 10 -15 Desember 2020.
Ia mengatakan, pelatihan tersebut sebagai tindak lanjut dari peluncuran Program Strategis Peningkatan Pembangunan Kampung (Prosppek) Otsus, 25 November 2020 silam.
Menurutnya, program ini merupakan inisiatif bersama Pemprov Papua Barat dan seluruh pemerintah kabupaten-kota di sana.
“Prosppek Otsus bertujuan meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan di kampung, kelurahan dan distrik dalam bidang ekonomi maupun pelayanan dasar, khususnya kepada Orang Asli Papua,” kata Legius Wanimbo dalam siaran pers tertulis yang diterima Jubi, Minggu (13/12/2020).
Katanya, pelatihan SAIK+ untuk mempersiapkan kader kampung yang salah satu tugasnya adalah mengumpulkan data kependudukan tingkat individu, rumah tangga, dan kampung dengan fitur data yang memilah orang asli Papua dan non-Papua.
Kata Wanimbo kriteria kader kampung yang dilatih tertuang dalam pedoman umum Prosppek Otsus. Yaitu minimal tamatan SMP, mampu membaca dan menulis secara lancar. Setiap kampung diwakili minimal dua orang kader, dan satu orang adalah perempuan.
“Kader Kampung diangkat oleh Kepala Kampung berdasarkan usulan musyawarah kampung. Kader Kampung menjadi bagian integral dari pemerintah kampung. Akan bekerja bersama aparat pemerintah kampung lainnya,” ujarnya.
Katanya, pelatihan kader kampung itu dibagi dalam dua sesi, yaitu pada 10 Desember 2020 hingga 11 Desember 2020. Jumlah peserta yang hadir dalam sesi ini 509 orang. Mereka berasal dari Koa Sorong dan Kabupaten Tambrauw.
Pada sesi kedua, 14 Desember 2020 hingga 15 Desember 2020, dihadiri 504 peserta dari Kabupaten Sorong Selatan, Maybarat, dan Raja Ampat.”Biaya pelatihan menggunakan dana Prosppek dari setiap kampung dan kelurahan,” ucapnya.
Wanimbo mengatakan, pelatihan lebih dititik beratkan pada penggunaan aplikasi SAIK+ yang kini ini telah memiliki aplikasi online. Sementara aplikasi offline sudah pada tahap ujicoba akhir.
Aplikasi SAIK+ merupakan bentuk dukungan pembangunan dari Kolaborasi Masyarakat dan Pelayanan untuk Kesejahteraan atau KOMPAK, sebagai mitra pembangunan Pemprov Papua Barat.
“KOMPAK merupakan kemitraan pemerintah Australia dan Indonesia yang dikelola oleh Abt Assosiates. Tujuan SAIK+, meningkatkan kualitas pengelolaan data dan informasi dasar kampung, jiga distrik untuk mendukung administrasi pemerintahan, perencanaan pembangunan, peningkatan layanan dasar dan kegiatan ekonomi,” katanya.
Beberapa waktu lalu, Gubernur Papua Barat, Dominggus Mandacan, mengatakan ke pemanfaatan dana Otsus di sana mesti tepat sasaran, terhadap kepentingan ekonomi orang asli Papua berbasis potensi lokal dan wilayah adat.
Karenanya, diperlukan ada metode khusus mengidentifikasi seluruh data kependudukan, dan potensi lokal yang dapat dikembangkan.
Selain untuk meningkatkan kinerja pemerintahan dan pembangunan, juga dapat meningkatkan taraf ekonomi masyarakat di sana.”Untuk menjawab tantangan tersebut, Pemprov Papua Barat bekerja sama dengan Pemerintah Australia melalui program KOMPAK. Melakukan pengembangan program pendataan, informasi, dan administrasi kampung melalui SAIK dan di kabupaten-kota,” kata Mandacan kala itu.
Menurutnya, SAIK telah diuji coba di Distrik Momiwaren dan Distrik Oransbari, Kabupaten Manokwari Selatan pada 2018 silam. Program itu dinilai terbukti efektif meningkatkan kinerja penyelenggaraan pemerintahan, pelayanan dan pembangunan di tingkat kampung dan distrik.
“Keberhasilan pelaksanaan SAIK di Kabupaten Manokwari Selatan mendorong Pemprov Papua Barat berkomitmen mengembangkan sistem pendataan ini ke seluruh kabupaten-kota di wilayah Papua Barat,” ujarnya. (*)
Editor: Syam Terrajana