Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Untuk mengembangkan potensi objek pariwisata di Kabupaten Jayapura, aparat pemerintahan Kampung Doyo Lama, Distrik Sentani Barat, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua, mengalokasikan sebagian dana desa (dandes) atau dana kampung untuk tempat wisata Bukit Teletabis.
"Tidak setiap tahun kepala kampung alokasikan dana kampung untuk pengembangan wisata Bukit Teletabis. Kalau tahun ini ada itu bagus," ujar Riki Pangkatana, tokoh pemuda Kampung Doyo Lama yang mengkoordinir pengembangan objek wisata Bukit Teletabis, ketika dikonfirmasi dari Jayapura, Minggu (14/01/2018).
Riki menjelaskan, pada 2015 dialokasikan dana kampung sebesar Rp30 juta dipakai untuk membiayai penggusuran jalan naik ke Bukit Teletabis.
Sebagian dana digunakan untuk membiayai pembuatan lahan atau tempat parkir kendaraan di kaki Bukit Teletabis. Hal itu dilakukan karena tidak adanya lahan parkir kendaraan pengunjung yang datang untuk berpose di sekitar objek wisata Bukit Teletabis.
Kini, warga Doyo Lama berpikir untuk membuat jalan dan tangga naik ke atas bukit agar keselamatan pengunjung bisa terjaga.
"Rencananya kami mau bangun jalan dari bawah melewati pinggiran bukit sampai ke puncak bukit, supaya pengguna kendaraan roda dua atau motor bisa langsung naik sampai ke atas bukit," katanya.
Menurut dia, bila perlu mobil juga bisa melewati jalan itu hingga sampai ke puncak Bukit Teletabis.
Pada 2016 kepala kampung Doyo Lama mengalokasikan dana kampung sekitar Rp70 juta untuk pembangunan pondok di sekitar Bukit Teletabis. Pondok yang dibangun mulai dari kaki Bukit Teletabis hingga berjejer di atas puncak bukit.
"Ada 16 pondok yang dibangun, mulai dari kaki bukit hingga ke puncak bukit, dengan tujuan agar pengunjung dapat beristirahat dan melepas lelah setelah memanjat hingga ke puncak bukit," ujarnya.
"Pondok ini sudah dibangun sekitar dua tahun lalu, hanya saja belum ada pungutan restribusi," tambahnya.
Lanjutnya, warga Doyo Lama berencana memungut biaya retribusi kepada pengunjung Bukit Teletabis setelah penataan.
"Nanti semua sudah baik baru ada pungutan restribusi, kalau jalan masih kacau begini bagimana mau pungut retribusi? Jadi masih pengenalan tempat," ujarnya. (*)