Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Papua, Emus Gwijangge meminta Panglima Komando Daerah Militer XVII Cenderawasih dan Kepala Kepolisian Daearh Papua melakukan evaluasi rutin terhadap pimpinan institusi TNI/Polri di kabupaten/kota. Permintaan itu disampaikan Emus Gwijangge menyikapi berbagai kasus penembakan oleh polisi dan tentara yang sepanjang April – Juni 2019 telah menewaskan enam warga sipil Papua, dan melukai lima warga lainnya.
Emus Gwijangge selaku anggota komisi bidang pemerintahan, politik, hukum, hak asasi manusia dan keamanan Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP) menyatakan evaluasi rutin dibutuhkan untuk mengetahui sejauh mana pengawasan pimpinan TNI/Polri di daerah terhadap penggunaan senjata api oleh para anggotanya. “Pangdam dan Kapolda perlu melakukan evaluasi rutin terhadap Kapolres, Komandan Kodim dan Komandan Korem dalam mengawasi penggunaan senjata api oleh anggotanya,” kata Gwijangge, Rabu (12/6/2019).
Gwijangge menegaskan penyalahgunaan senjata api oleh aparat keamanan di Papua tidak bisa terus didiamkan. Berbagai kasus penembakan itu telah menciderai lembaga kepolisian dan TNI sebagai institusi negara. “Jangan sampai ulah oknum membuat pimpinan dua institusi ini selalu dipojokkan. Tidak ada pimpinan yang ingin anggotanya bertindak di luar kendali,” ujarnya.
Gwijangge menyarankan agar setiap aparat keamanan yang akan bertugas di berbagai daerah di Papua dibina secara khusus agar mampu beradaptasi dengan kondisi lingkungan maupun masyarakat di sekitarnya. Papua memiliki lebih dari 200 suku, yang masing-masing memiliki karakter sosial berbeda-beda, dan hal itu harus dipahami oleh para anggota TNI dan Polri.
“Senjata api itu milik negara, mesti dipergunakan sebaik mungkin. Mestinya aparat keamanan memberikan rasa aman kepada masyarakat. Kalau ada masalah jangan selalu menggunakan senjata. Gunakan cara persuasif agar tidak ada korban dari kalangan TNI/Polri dan masyarakat,” ucapnya.
Kepala Kepolisian Daerah Papua, Inspektur Jenderal Polisi Rudolf Alberth Rodja telah memerintahkan kepada para Kapolres di Papua tidak mengizinkan anggota polisi yang masih mengkonsumsi minuman beralkohol memegang senjata api. “Anggota Polisi yang masih mengkonsumsi minuman beralkohol jangan diberikan senjata. Salah satu pemicu utama keributan adalah minuman beralkohol, pengaruhnya akan membuat orang kehilangan kontrol,” kata Irjen Pol Rudolf Alberth Rodja.(*)
Editor: Aryo Wisanggeni G