Papua No.1 News Portal | Jubi
Jakarta, Jubi – Kementerian Kesehatan menyebutkan prioritas penerima vaksin adalah mereka yang berusia minimal 18 tahun, atau sudah dewasa. Anak-anak tak termasuk dalam daftar prioritas penerima vaksin Covid-19. Badan Pengawas Obat Dan Makanan atau BPOM menyebut belum ada informasi terpublikasi mengenai hasil uji klinik vaksin Sinovac untuk kelompok usia 3 hingga 17 tahun.
“Saat ini uji klinik fase I/II dengan melibatkan relawan dengan kelompok usia 3 hingga 17 tahun (anak-anak) sedang berlangsung di Cina, Negara asal produsen Vaksin Sinovac,” kata juru bicara vaksinasi Covid-19 dari BPOM, Lucia Rizki Andalusia, pekan lalu.
Baca juga : Ketua IDI Papua: pemberian vaksin Covid-19 tunggu izin BPOM
Beli jutaan vaksin sebelum izin BPOM, ini penjelasan Menkes
Pekan depan Vaksin AstraZeneca mulai didistribusikan ke daerah terluar
Tercatat penduduk Indonesia yang berusia di bawah 18 tahun dapat menerima vaksinasi jika sudah ada data keamanan vaksin memadai. Selain itu, juga perlu persetujuan penggunaan pada masa darurat atau emergency use authorization dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
Menurut Lucia, jika uji klinik fase I/II sudah rampung, maka akan dilanjutkan ke uji klinik fase III. Uji ini dilakukan untuk memenuhi persyaratan Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO). WHO telah menginformasikan sejumlah persyaratan sebelum akhirnya produk vaksin mendapat izin untuk digunakan secara darurat.
Kementerian Kesehatan hingga kini masih menunggu rekomendasi vaksinasi Covid-19 bagi anak-anak dari sejumlah lembaga terkait.
Sebelumnya, Gang Zeng yang merupakan Direktur Medis Sinovac menjelaskan uji klinis tahap awal dan menengah dari 550 lebih subjek menunjukkan bahwa vaksin tersebut akan memicu respons kekebalan. Dua penerima vaksin usia tiga tahun dan enam tahun mengalami demam tinggi sebagai respons.
Subyek uji coba lainnya mengalami gejala ringan. Hal ini dikatakan Gang Zeng menunjukkan bahwa vaksin Sinovac aman dan akan menghasilkan respons imun yang berpotensi berguna.
Sistem kekebalan tubuh pada anak berbeda dengan sstem kekebalan pada orang dewasa. Kekebalannya bervariasi, tergantung pada usia. Oleh sebab itulah perlu adanya data dan penelitian tambahan sebelum memberikan vaksinasi Covid-19 untuk anak-anak. Misalnya dalam vaksinasi flu. Bayi berusia enam bulan ke atas harus mendapatkan vaksinasi flu setiap tahun, namun beberapa anak berusia enam bulan hingga delapan tahun mungkin memerlukan dua kali lipat dosis untuk perlindungan lebih. Hal ini sebab respons sistem kekebalan akan berbeda pada usia yang berbeda.
Program vaksinasi Covid-19 terus digencarkan oleh pemerintah. Vaksinasi telah dilakukan mulai awal tahun 2021. Kementerian Kesehatan menyebutkan bahwa vaksin memang tak sepenuhnya membuat penerimanya kebal dari Covid-19. Namun, vaksinasi akan mengurangi dampak yang timbul apabila tertular. Vaksin bekerja dengan cara menstimulasi kekebalan spesifik dalam tubuh. (*)
Editor : Edi Faisol