Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Asosiasi Mahasiswa Pegunungan Tengan Papua se-Indonesia atau AMPTPI mengklaim tak ada pihak tertentu di balik berbagai aksi mahasiswa Papua, baik yang terjadi di Papua dan luar Papua pasca-ujaran rasis di Surabaya beberapa waktu lalu.
Hal itu dikatakan Sekretaris Jenderal atau Sekjen AMPTPI, Januarius Lagowan menanggapi pernyataan Kapolri, Tito Karnavian. Belum lama ini Tito menyatakan apa yang terjadi di Papua dan di luar Papua pasca-ujaran rasisme dikendalikan oleh pihak-pihak tertentu. Aliansi Mahasiswa Papua atau AMP juga dimanfaatkan oleh pihak-pihak itu.
Lagowan mengatakan, akar masalah bukan mengenai Papua merdeka atau NKRI harga mati, namun terkait rasisme, intimidasi dan persekusi terhadap mahasiswa Papua.
“Orang Papua merasa selama ini dinomor duakan, dianggap terbelakang dan lainnya. Hari ini kesadaran itu muncul. Merasa tidak nyaman bersama-sama Indonesia,” kata Janiarius Lagowan kepada Jubi, Minggu (15/9/201).
Menurutnya, aksi mahasiswa di Papua dan luar Papua menyuarakan apa selama ini dirasakan orang asli Papua dan tidak disentuh pemerintah pusat. Berbagai kesalahan yang selama ini ditutup-tutupi negara.
“Persoalan rasisme sudah lama terjadi. Sejak para senior kami hingga kami masih mengalami itu. Itu terus menerus. Puncak apa yang kami rasa selama ini terjadi di Surabaya,” ucapnya.
Kepala Kepolisian Republik Indonesia, Jenderal Polisi Tito Karnavian di Jayapura belum lama ini mengatakan, apa yang terjadi di Papua dan di luar Papua didesain oleh kelompok yang ada di Papua.
Menurutnya, ia telah mendapat beberapa data jika Benny Wenda, ULMWP dan KNPB bermain.
“AMP (Aliansi Mahasiswa Papua) juga dikerahkan oleh mereka. Kami sudah tahu nama-namanya. Kami akan tegakkan hukum kepada mereka. Ini akan terus terjadi kalau seandainya kami tidak menegakkan hukum,” kata Tito. (*)
Editor: Edho Sinaga