Papua No. 1 News Portal | Jubi
Nabire, Jubi – Alumnni dan orangtua murid baru di SMA N I Nabire keluhkan mahalnya biaya pendaftaran masuk di sekolah tersebut. Dikabarkan, biaya pendaftaran mencapai Rp 3,5 juta untuk tahun ajaran baru ini.
Ketua Alumni SMA N I angkatan 1993, Erna Rumsaur mengatakan, pihak sekolah juga tidak memberi ruang kelonggaran kepada orang tua yang anaknya dinyatakan lulus dalam pelunasan biaya administrasi.
Padahal penyampaian saat pengumuman pertama pihak sekolah mengatakan bahwa orang tua menyiapkan Rp 1.250.000 dulu. Namun hari terakhir, sikap pihak sekolah berubah. Orang tua diminta melunasi sebanyak yang dimaksud, yakni Rp3.550.000 .
Pada surat rincian pembayaran dimaksud yang dikeluarkan pihak sekolah, sebenarnya tercantum total pembayaran senilai Rp3,2 juta. Terdiri dari Rp1,2 juta untuk 4 set pakaian seragam sekolah, uang komite untuk enam bulan sebesar Rp600 ribu, prasarana dan sarana ( perbaikan peralatan lab IT dan jaringan) senilai Rp1 juta, sampul raport berlogo Rp100 ribu dan biaya konsumsi selama lima hari pada masa pra dan pengenalan lingkungan sekolah sebesar Rp300 ribu.
“Tapi di luar angka pada rincian itu itu, pihak sekolah masih meminta biaya sebesar Rp 350 ribu. Katanya untuk biaya tes IQ untuk bakat dan minat,” ujar Rumsaur kepada Jubi di Nabire, Senin petang (10/6/2019).
“Makanya mereka mengeluh, sebab masuk sekolah dan MOS kan masih bulan depan. Seharusnya sekolah memberikan kelonggaran pembayaran, kalau bisa dicicil,” katanya.
Terpisah, salah satu orang tua murid yang meminta namanya dirahasiakan, LU, mengatakan kemungkian besar dengan mahalnya biaya pendaftaran dan diharuskan melunasi tanpa cicil, menyebabkan ada orang tua yang mundur , menarik anaknya dari sekolah itu.
Dia juga mempertanyakan biaya tes IQ . Menurutnya, seakan sekolah tidak mempercayai guru – gurunya dan mendatangkan tenaga tes IQ dari Makassar.
“Jadi kami juga heran dengan biaya IQ yang tidak ada dalam rincian biaya. selain itu, sekolah tidak percaya dengan guru – gurunya dan datangkan orang luar untuk tes IQ anak. Padahal kan banyak guru yang sarjana di dalam, ” ucapnya.
Orang tua lainnya, YN, menduga ada praktik pungli di sekolah tersebut. Pasalnya, ada biaya sarana dan prasarana. padahal biaya ini tidak termasuk dalam delapan standar pendidikan. kemudian tes IQ dan biaya jaringan.
“Banyak keganjalan. Termasuk biaya jaringan. Sebab jaringan ini digunakan siswa hanya saat ujian nasional, yang artinya hanya setahun sekali namun ini dibayar tiap bulan dan total satu juta rupiah, ” tuturnya.
Sementara itu, kepala sekolah SMAN I Nabire, Dambut Bernadus berkilah besaran biaya tersebut sudah diperhitungkan pihaknya.
Mulai dari empat pasang pakaian seragam, termasuk biaya MOS. sehingga, pada saat MOS nantinya siswa tidak kembali ke rumah tetapi makan disekolah.
“Jadi semua ini akan kembali ke anak, bukan semata sekolah yang ambil. untuk pakaian saja sudah satu juta dua ratus ribu rupiah,” jelasnya.
Selain itu, semua sudah dibicarakan dengan para orang tua murid calon siswa. dan mereka tidak mempermasalahkan.
Memang benar kalau saat rapat sekolah mengharuskan semua biaya lunas. Dia menepis tudingan tidak ada kelonggaran dalam melunasi biaya.
“Kan kalau di depan rapat jujur kami sampaikan harus lunas. tetapi kami kasih kelonggaran. misalkan ada orang tua yang datang bisik bahwa belum cukup uang. ya kami maklumi dan saat ini belum semua siswa melunasi, dimana martabat sekolah kami, ” tandasnya.(*)
Editor: Syam Terrajana