Papua No.1 News Portal | Jubi
Merauke, Jubi – Krisis air bersih mendera Kampung Sumber Mulya. Warga pun harus membeli air galon untuk kebutuhan konsumsi sehari-hari, yang didatangkan dari ibukota distrik di Kurik.
“Warga membeli air galon seharga Rp8.000. Setiap keluarga minimal lima galon sekali beli,” kata Kepala Kampung Sumber Mulya Muhamad Arwani, Kamis (10/9/2020).
Kondisi ini selalu terjadi pada setiap musim kemarau. Warga tidak bisa memanfaatkan air bersih dari sumur karena mengering.
“Warga baru sangat terbantu pada saat musim penghujan. Mereka menampung airnya untuk kebutuhan masak dan minum setiap hari,” lanjut Arwani.
Warga juga memanfaatkan air dari genangan rawa, tetapi hanya untuk mencuci dan mandi. Kondisi airnya kecokelatan dan tidak higienis sehingga tidak dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan konsumsi.
“Kami telah meminta Badan Usaha Milik Kampung (BUMK) membuat usaha penjual air galon. Daripada membeli dari luar, (lebih baik diusahakan sendiri sehingga) terjadi perputaran uang di kampung,” kata Arwani.
Marlan, warga Sumber Mulya juga mengaku selalu kesulitan dalam memenuhi kebutuhan air bersih keluarga selama kemarau. Mereka mau, tidak mau harus merogeh kocek untuk membeli air galon.
“Kami membeli dari pedagang yang jualan ke sini. Air di rawa tidak bisa dimanfaatkan untuk masak dan minum karena kecokelatan (tidak bersih),” kata lelaki berusia 43 tahun tersebut. (*)
Editor: Aries Munandar