Wakil Gubernur terima aspirasi massa, Manokwari berangsur kondusif

Wagub Papua Barat, Muhammad Lakotani, saat menerima aspirasi demonstran di Manokwari, Senin kemarin di perempatan Maklew Manokwari. (Jubi/Hans Arnold Kapisa)
Wagub Papua Barat, Muhammad Lakotani, saat menerima aspirasi demonstran di Manokwari, Senin kemarin di perempatan Maklew Manokwari. (Jubi/Hans Arnold Kapisa)

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Manokwari, Jubi – Ribuan demonstran di Manokwari  akhirnya bisa tenang setelah bertemu dengan Wakil Gubernur Papua Barat. Situasi pun berangsur kondusif setelah massa aksi yang dikoordinir oleh Parlemen jalanan dan BEM Unipa Manokwari menyerahkan pernyataan sikap kepada Wakil Gubernur Papua Barat, Muhamad Lakotani sekira pukul 14.30 WP,bertempat di perempatan Maklew, Jalan Merdeka Manokwari.

Read More

Wakil Gubernur Papua Barat, Muhammad Lakotani saat menerima aspirasi, mengatakan bahwa Pemerintah Papua Barat juga tidak menerima dugaan tindakan intimidasi verbal maupun ujaran rasisme kepada Mahasiswa Papua di Malang dan Surabaya.

“Saya mengutuk keras, pernyataan oknum anggota TNI yang menyakitkan orang Papua dengan kalimat yang tidak sepatutnya dilontarkan oleh seorang abdi negara berseragam. Saya juga sesali pernyataan wakil walikota Surabaya yang diduga mendiskriditkan Mahasiswa Papua di sana,” ujar Lakotani dihadapan ribuan demonstran.

Diapun menjamin, bahwa secepatnya dalam pekan ini aspirasi dan pernyataan sikap warga Manokwari melalui Mahasiswa dan gabungan ormas akan dilanjutkan sampai ke tangan Presiden Joko Widodo,

“Saya janji, bahwa pernyataan sikap yang saya terima ini akan saya laporkan ke Gubernur dan kami proses hingga ke tangan Presiden Joko Wododo,” ujarnya.

Diapun mengajak warga Manokwari dan seluruh OAP agar tetap menahan diri, tidak mudah terprovokasi dengan berbagai isu yang dapat mengganggu keamanan bersama.

Sementara, Ketua BEM Unipa Manokwari, Pilatus Lagowan bersama perangkat Organisasi Kepemudaan Cipayung mendesak Pemerintah Papua Barat untuk tidak buang-buang waktu, tapi segera bersikap sehingga ada jawaban dari Presiden RI untuk ujaran rasis yang menyinggung seluruh warga asli Papua di bumi Cenderawasih.

“Kami minta ada kepastian waktu. Jangan terlalu lama Pemerintah Papua Barat sampaikan pernyataan sikap kami kepada Presiden RI. Karena ini menyangkut nama baik rakyat Papua di NKRI,” ujar Pilatus.

Sementara, Ronald Mambiew panglima Parlemen Jalanan (Parjal) di Manokwari menyatakan aksi demonstrasi yang digelar adalah bentuk protes kepada pemerintah dan aparah keamanan di RI, karena seakan melakukan pembiaran terhadap tindakan intimidasi dan ujaran rasis kepada Mahasiwa Papua di Malang da Surabaya.

“Kami sesalkan pernyataan yang tidak sepantasnya disampaikan kepada mahasiswa Papua di Malang dan Surabaya. Bahkan ada dugaan pembiaran oleh aparat dan bagian ini yang tidak kami terima,” ujar Ronald.

Pantauan Jubi, hingga sore tadi Polisi masih berjaga-jaga, namun tidak dapat mengambil tindakan. Kapolda Papua Barat, Brigjen H. Rudolf Nahak bersama Pangdam Kasuari sempat melakukan peninjauan ke lokasi pusat aksi massa namun kondisi tidak memungkinkan, karena ada oknum yang sengaja melempari batu ke arah Kapolda dan Pangdam.

Aksi itupun sempat memicu aparat Kepolisian menembakkan gas air mata ke arah massa aksi. (*)

 

Editor : Edho Sinaga

Related posts

Leave a Reply