Wagub Sumbar: Sebagian besar pengungsi ingin kembali ke Wamena

Wakil Gubernur Sumatera Barat, Nasrul Abit saat berdiskusi dengan Gubernur Papua usai pertemuan di Gedung Negara, Jayapura – Jubi/Humas Pemprov Papua.
Wakil Gubernur Sumatera Barat, Nasrul Abit saat berdiskusi dengan Gubernur Papua usai pertemuan di Gedung Negara, Jayapura – Jubi/Humas Pemprov Papua.

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Jayapura, Jubi – Wakil Gubernur Sumatera Barat, Nasrul Abit mengatakan telah bertemu dengan masyarakatnya di Wamena, Kabupaten Jayawijaya pasca aksi demo berujung amuk massa yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa beberapa waktu lalu.

Read More

Dari hasil pertemuan tersebut, hampir seluruh warganya enggan meninggalkan Papua karena Papua sudah menjadi  rumah kedua.

“Mereka juga tidak ingin pulang karena kalau pulang pun mereka mau kerja apa. Mereka bilang sudah lahir dan besar di Papua jadi ingin tetap tinggal di Papua, itu kata warga Minang yang saya temui di Wamena. Saya sudah dari Wamena. Warga Minang di sana ada 981 orang, 672 masih berada di Papua dan 300 lebih itu sudah mengungsi. Kami tidak mengetahui apakah warga kami masih di Papua atau sudah pulang ke Minang (Sumatera Barat),” katanya kepada wartawan, Minggu (29/9/2019) malam di Gedung Negara, Jayapura.

Kata Nasrul, kedatangannya ke Papua, untuk memastikan sejumlah informasi yang simpang siur atas keberadaan warganya di Papua.

“Saya diutus oleh pak Gubernur Sumbar untuk datang ke Papua guna melihat secara langsung kondisi warga Minang yang sebenarnya,” ujarnya.

Dirinya pun yakin dan percaya bahwa Gubernur Papua Lukas Enembe dapat menjaga seluruh warganya di Papua untuk hidup berdampingan satu sama lain. Apalagi, kata Narsul, Gubernur Lukas juga telah  diberikan gelar Sangsoko Sutan Rajo Gadang oleh masyarakat Minang.

“Saya titipkan warga saya kepada Pak Gubernur. Hubungan baik yang sudah berjalan selama ini antara Papua dan Sumatera Barat tetap kita jaga,” katanya.

Sementara, Gubernur Papua Lukas Enembe bersama TNI/Polri, menjamin keamanan seluruh masyarakat yang hidup dan bermukim di tanah Papua. Namun ia mengaku sangat menyesalkan kejadian kerusuhan di Wamena dan secara umum di Papua. Menurutnya ihwal kejadian ini dipicu oleh kejadian lontaran rasisme di Surabaya dan Malang.

“Tentu kami sesalkan kejadian ini. Masyarakat tidak perlu takut karena pemerintah dan pihak TNI dan Polri akan menjamin keamanan,” ujarnya.

Enembe mengatakan, dirinya juga telah berkunjung ke Wamena menemui para pengungsi untuk melihat kondisi mereka serta melakukan dialog. Menurutnya, pengungsi yang datang dari Wamena ke Kota Jayapura dikhususkan kepada wanita dan anak-anak serta yang menderita sakit.

“Kami tetap menyiapkan makan dan minum serta kebutuhan hidup lainnya bagi masyarat yang mengungsi,” katanya.

Gubernur Lukas juga berharap masyarakat bisa kembali lagi ke Wamena dan mulai melakukan aktivitas seperti biasanya karena kondisi di daerah tersebut sudah semakin kondusif.

“Harapan saya warga kembali beraktivitas. Untuk kios-kios sudah bisa dibuka kembali. Papua ini tanah damai, orang Papua harus menjaga kedamaian dan mencintai sesama dari semua golongan. saya mengajak seluruh masyarakat untuk menahan diri dan tidak ada tempat bagi mereka yang melakukan kejahatan di Papua,” ujarnya. (*)

Editor: Edho Sinaga

Related posts

Leave a Reply