Vanuatu akan cabut paspor WNA yang tertangkap bertindak ilegal

Kementerian Dalam Negeri Vanuatu (MOIA) tidak akan membiarkan kaum kriminal menyalahgunakan program kewarganegaraan Vanuatu. - DVU/Kizzy Kalsakau
Kementerian Dalam Negeri Vanuatu (MOIA) tidak akan membiarkan kaum kriminal menyalahgunakan program kewarganegaraan Vanuatu. – DVU/Kizzy Kalsakau

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Port Vila, Jubi – Kementerian Dalam Negeri (MOIA) Vanuatu, sebagai kementerian yang bertanggung jawab atas keamanan, tidak akan membiarkan kriminal untuk menyalahgunakan program pemasukan negara untuk masuk ke Vanuatu, kata Menteri Andrew Napuat.

Read More

“Deportasi atas enam warga negara Tiongkok dari negara ini pekan lalu adalah pesan kepada mereka yang melarikan diri atau penjahat lainnya, bahwa Vanuatu sangat serius dalam melindungi perbatasan negaranya, dan tidak ada yang bisa melarikan diri dari kejahatannya,” kata Menteri Napuat, Rabu kemarin (10/7/2019).

“Reputasi Vanuatu sebagai salah satu negara tujuan wisata terbaik di dunia masih populer, dan kita tidak ingin dilihat sebagai negara yang menerima dan menampung penjahat.”

“Itulah sebabnya kita meminta Kedutaan Besar Tiongkok untuk membantu kita dengan mendeportasi warga negara Tiongkok sebelumnya (akhir pekan lalu), menggunakan pesawat carteran.”

“Kepada warga asing lainnya yang telah memperoleh paspor Vanuatu melalui Citizenship Program, kalian harus mengerti bahwa pemerintah dapat mencabut paspor yang diberikan kapan saja jika kalian tertangkap melakukan tindakan yang ilegal.”

“Kita akan memperketat aturan di perbatasan kita.”

“Citizenship Program Vanuatu dimaksudkan untuk mendapatkan penghasilan dan mendatangkan elite bisnis yang dapat berkontribusi bagi pembangunan negara kita.”

“Komisi Citizenship Commission perlu memperketat program ini. Jika tidak kita (MOIA) yang akan melakukannya.“

Empat orang yang dideportasi memiliki paspor Vanuatu yang diperoleh melalui program Citizenship Program atau yang sering disebut cash-for-passports.

Paspor mereka telah dibatalkan oleh layanan keimigrasian Vanuatu (VIS) dengan alasan melakukan kegiatan kriminal.

Tindakan yang dilakukan oleh keenam warga negara Tiongkok itu berada di bawah cakupan kejahatan dunia maya, suatu tindak kriminal yang baru bagi Vanuatu.

Vanuatu meminta bantuan dari polisi Tiongkok karena kurangnya sumber daya dan keahlian untuk menangani persoalan yang melibatkan penggunaan komputer dan internet, Menteri Napuat menjelaskan.

Petugas kepolisian Ni-Vanuatu yang menemani para tersangka dalam penerbangan carteran telah menyerahkan keenam orang itu, termasuk bukti yang diperoleh kepada pihak berwenang Tiongkok, Jumat lalu (5/7/2019). Mereka diperkirakan akan kembali ke negara itu minggu ini. (Daily Post Vanuatu)

 

Editor: Kristianto Galuwo

Related posts

Leave a Reply