Universitas Mataram bantah terpapar radikalisme

Liustrasi radikalisme, pixabay.com
Liustrasi radikalisme, pixabay.com

Mempertanyakan apakah sampel riset yang diambil sesuai kaidah keilmuan.

Papua No. 1 News Portal | Jubi,

Read More

Mataram, Jubi – Rektor Universitas Mataram (Unram) Prof Lalu Husni, membantah kampusnya terpapar radikalisme seperti yang dilaporkan hasil riset Setara Institute pada April 2019. Husni memastikan tidak ada kelompok keagamaan yang ekslusif seperti hasil riset Setara Institute.

“Selama ini kegiatan mahasiswa selalu terbuka. Masjid kampus juga kami kontrol, jadi kegiatan di masjid semua diketahui rektor,” kata Husni, Minggu, (4/8/2019).

Baca juga : MUI minta umat Islam Papua waspadai radikalisme

Penginjilan oikumenis, dialog kerjasama, dan radikalisme jadi tiga rumusan KGM V 

Masyarakat Papua diminta berani melawan radikalisme

Husni justru mempertanyakan riset yang dilakukan Setara Institute, yang belum dilakukan izin penelitian atau permohonan mengajukan pendamping. Termasuk metode riset yang dilakukan Setara sehingga cepat mengambil kesimpulan Unram terpapar radikalisme.

“Jadi jangan hanya mewawancarai satu dua mahasiswa atau survei satu dua hari terus langsung menyimpulkan,” kata Husni menyesalkan.

Ia mempertanyakan apakah sampel riset yang diambil sesuai kaidah keilmuan. Menurut dia jangan karena busana yang dikenakan mahasiswa, sehingga menyimpulkan mereka terpapar radikalisme.

Husni menjelaskan Unram saat ini telah menggelar diskusi rutin setiap hari Jumat dengan mengundang ahli di bidang agama yang akan membantu meluruskan paradigma yang sempit soal agama, sehingga dapat menjauhkan mahasiswa dari paham radikalisme.

“Sekecil apapun perhatian pihak luar pada kampus tetap kita hargai. Kita juga sering melakukan diskusi tidak hanya keagamaan tapi juga kebangsaan. Apa yang ada di pikiran mahasiswa, kita diskusi sehingga dia terbuka wawasannya,” kata Husni menjelaskan.*

Editor : Edi Faisol

Related posts

Leave a Reply