Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jakarta, Jubi – Umat Syiah Afghanistan minta perlindungan Taliban saat jadi sasaran penyerangan kelompok teroris ISIS. Sejumlah gambar menunjukkan milisi Taliban lengkap dengan senapan otomatis berjaga di depan sebuah masjid umat Syiah di Ibu Kota Kabul, Afghanistan, ketika para jemaah sedang ibadah sholat Jumat pada pekan lalu.
Pemandangan tersebut terbilang aneh. Sebab, sebelum berkuasa lagi di Afghanistan, Taliban kerap menargetkan umat Syiah di negara itu yang didominasi etnis minoritas Hazara.
Baca juga :
Warga Afghanistan diminta hindari Bandara Kabul terkait ancaman ISIS
Taliban dinilai ingkar janji saat berkuasa, ini fakta yang diungkap PBB
AS balas serang militan ISIS di Kabul
Sohrab, pasukan penjaga etnis Hazara yang turut mengawasi Masjid Abul Fazl al-Abbas, mengatakan kepada Associated Press bahwa ia rukun dengan para pasukan Taliban.
“Mereka bahkan kadang-kadang sholat di masjid,” kata Sohrab yang hanya menyebutkan nama depannya untuk alasan keamanan.
Meski demikian, tidak semua warga Hazara merasakan hal yang sama. Seorang Hazara lain bernama Syed Aqil mengatakan ia merasa terganggu karena Taliban masih menggunakan pakaian tradisional mereka, yang mirip dengan para teroris ISIS.
“Kami bahkan tidak tahu apakah mereka Taliban atau Daesh (sebutan ISIS),” kata Aqil.
Sampai saat ini, banyak masyarakat termasuk etnis Hazara masih tidak mempercayai jika Taliban sudah berubah. Mereka khawatir Taliban akan kembali bersikap brutal.
Sebagian etnis Hazara juga meyakini rezim Taliban tetap tak akan memperlakukan para kelompok minoritas termasuk mereka secara setara.
“Dibandingkan dengan aturan mereka sebelumnya, Taliban sedikit lebih baik,” kata Mohammed Jawad Gawhari, seorang ulama Hazara.
Masalah lain saat ini belum ada satu undang-undang yang melindungi, sehingga setiap individu Talib bertindak sebagai hukum mereka sendiri saat ini.
“Jadi orang-orang hidup dalam ketakutan akan mereka (Taliban),” kata Gawhari.
Berbeda dengan Gawhari, seorang ulama senior Hazara, Ahmed Ali al-Rashed, memuji para komandan Taliban yang sekarang bertugas di kantor polisi utama Dashti Barchi, distrik di Kabul yang didominasi kelompok Hazara.
Rezim Taliban kini juga mengizinkan etnis Hazara melakukan upacara keagamaan mereka. “Jika semua Taliban seperti mereka, Afghanistan akan seperti taman bunga,” katanya.
Etnis Hazara merupakan salah satu etnis minoritas di Afghanistan.
Taliban dahulu menganggap umat Muslim Syiah sebagai orang-orang yang sesat hingga bahkan membunuh mereka.
Menurut Lowy Institute, Hazara kerap menjadi sasaran diskriminasi, serangan sistematis, dan kekejaman massal dari Taliban. Salah satu penyebabnya adalah budaya liberalisme yang dianut syiah Hazara berbeda dengan budaya ortodoks Suni yang dianut oleh Taliban.
Namun setelah mengambil alih kekuasaan di Afghanistan pada Agustus lalu, Taliban berjanji akan lebih terbuka dan melindungi semua golongan masyarakat, terutama kelompok minoritas.
Meski begitu, umat Syiah kini masih menghadapi ancaman besar dari cabang ISIS di Afghanistan, ISIS-Khorasan (ISIS-K).
Sejak Taliban kembali berkuasa, ISIS-K telah melancarkan sederet teror bom bunuh diri yang telah menewaskan ratusan jiwa. Beberapa bom bunuh diri itu bahkan menyasar masjid-masjid komunitas Syiah di Kabul dan kota-kota besar lainnya. (*)
CNN Indonesia
Editor : Edi Faisol