ULMWP Domberay kembali tolak hasil New York Agreement

Konferensi pers komite aksi ULMWP wilayah III Doberay di Manokwari mengenang catatan kelam 15 Agustus 1962 terkait New York Agreement. (Jubi/Hans Arnold Kapisa).
Konferensi pers komite aksi ULMWP wilayah III Doberay di Manokwari mengenang catatan kelam 15 Agustus 1962 terkait New York Agreement. (Jubi/Hans Arnold Kapisa).

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Manokwari, Jubi – Komite aksi United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) wilayah III Domberay, menolak hasil New York Agreement yang ditetapkan pada 15 Agustus 1962.

Read More

Wilson Wader, Koordinator aksi ULMWP wilayah III Domberay mengatakan, bentuk protes akan terus disuarakan oleh generasi Papua. Ini karena dalam New York Agreement 1962 dan Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) 1969, sama sekali tidak melibatkan orang Papua.

Menurutnya, dua momentum sejarah itu akan dianggap sebagai catatan hitam perampasan hak orang asli Papua di atas tanah leluhurnya.

“Hari ini ada aksi serentak dilakukan diseluruh wilayah perwakilan ULMWP,  untuk mengenang momentum kelam 57 tahun silam tepatnya 15 Agustus 1962 perjanjian internasional atau New York Agreement kembali kami tolak di tahun ini, termasuk  Pepera 1969 karena diduga sudah diatur,” ujar Wader dalam konferensi pers yang digelar di kantor DAP wilayah III Domberay, Kamis (15/8/2019).

Peringatan 57 tahun New York Agreement ini digelar untuk memberi dukungan penuh pada pelaksanaan sidang PIF (Pasific Island Forum) yang sedang berlangsung.

Wader juga mendesak militer Indonesia untuk menarik pasukan dari Nduga Papua, dan tidak menjadikan Nduga sebagai Daerah Operasi Militer (DOM).

Hal yang sama disampaikan Sem Awom, koordinator sosial budaya ULMWP Pusat. Ia mengatakan sudah saatnya anak-anak adat di wilayah Domberay menggelar konsolidasi untuk hak penetuan nasib sendiri.

“Walaupun aksi hari ini banyak yang ditangkap, tapi ingin kami tegaskan bahwa perjuangan untuk menggapai penentuan nasib sendiri (Self Determination) tidak akan redup dan akan terus berjalan sepanjang generasi Papua,” ujarnya. (*)

Editor: Edho Sinaga

Related posts

Leave a Reply