Ukraina tak bisa pantau tingkat radiasi nuklir pembangkit Chernobyl

Papua, Nuklir Atom
Ilustrasi, atom nuklir, pixabay.com

Papua No. 1 News Portal I Jubi,

Lviv, Jubi – Ukraina tak bisa pantau radiasi di sekitar pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl yang berisiko meningkat. Tercatat  Rusia merebut kendali wilayah di sekitar PLTN tak berfungsi yang pernah mengalami kecelakaan nuklir terburuk di dunia pada 1986. Penguasaan dilakukan pasukan Rusia setelah melancarkan invasi di Ukraina pada 24 Februari 2022.

Read More

“Sistem pemantau radiasi dan pemadam kebakaran hutan tidak berfungsi,” tulis pernyataan perusahaan nuklir negara Ukraina, dikutip Antara dari Reuters, Senin, (21/3/2022) kemarin.

Baca juga : Rusia rebut pembangkit listrik nuklir Chernobyl Ukraina
Rusia gunakan Rudal jelajah dari dua laut untuk menyerang Ukraina
Presiden Ukraina desak warga Rusia protes serangan pembangkit listrik nuklir

Akibat pendudukan itu, sistem yang memonitor tingkat radiasi dalam zona terlarang seluas 30 kilometer di hutan sekitar pembangkit saat ini tidak berfungsi. “Tak ada data tentang status polusi radiasi dari lingkungan zona terlarang, sehingga tak mungkin bisa merespons ancaman,” kata perusahaan itu lebih lanjut.

Energoatom mengatakan kebakaran hutan musiman, yang lebih sering terjadi di musim semi dan panas, membawa ancaman tersendiri karena petugas pemadam kebakaran di zona itu tak bisa bekerja.

“Tingkat radiasi di zona terlarang dan sekitarnya, yang tak hanya mencakup Ukraina tapi juga negara-negara lain, bisa memburuk secara signifikan,” katanya.

Terlepas dari keberadaan pasukan Rusia, petugas lokal terus bekerja di fasilitas limbah radioaktif Chernobyl, meski khawatir mengalami kelelahan akibat tidak adanya petugas baru untuk bekerja secara bergiliran.

Sehari sebelumnya, pengawas nuklir PBB mengatakan sejumlah staf baru sudah datang sehingga separuh dari jumlah petugas bisa meninggalkan Chernobyl. (*)

Editor : Edi Faisol

Related posts

Leave a Reply