Papua No.1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Sekretaris II Dewan Adat Papua (DAP), John NR Gobai mengatakan ucapan Selamat Ulang Tahun ke-43 dari Kapolda Papua, Irjen Pol Mathius D Fakhiri untuk Mambesak mestinya mengakhiri berbagai tuduhan miring terhadap kelompok musik yang didirikan, 5 Agustus 1978 oleh mendiang Arnold Clemens Ap dan kawan-kawannya.
“Pernyataan [ucapan selamat ulang tahun untuk Mambesak dari] Kapolda Papua mestinya mengakhiri berbagai tuduhan terhadap Mambesak yang selama ini dipolitisir pihak pihak tertentu kepada aparat keamanan, yang berujung meninggalnya Arnold Ap,” kata John Gobai kepada Jubi, Jumat (6/8/2021).
Ketua Kelompok Khusus DPR Papua itu mengatakan, selama ini berbagai pihak selalu beranggapan kelompok musik Mambesak, yang didirikan budayawan, antropolog, musisi, dan kurator Arnold Ap memiliki misi politik terselubung. Menjadikan kelompok musik sebagai alat perlawanan terhadap negara.
Akan tetapi ia berpendapat, tujuan kelompok musik Mambesak sebenarnya adalah, mengingatkan orang asli Papua pentingnya menjaga jati diri atau identitas, melestarikan budaya, bahasa, dan alam mereka.
“Inilah sebenarnya yang dikampanyekan Mambesak lewat lagu lagu berbahasa daerah,” ujarnya.
Akan tetapi kata Gobai, sejumlah pihak pada masa itu menganggap kehadiran kelompok musik Mambesak merupakan suatu ancaman terhadap negara. Dapat membangkitkan semangat gerakan perlawanan dari berbagai kalangan orang Papua.
Pihak-pihak yang tidak suka dengan kehadiran Mambesak, kemudian mempolitisir dan menuduh kelompok musik itu dengan hal-hal lain.
“Saya pikir Kapolda Papua mengucapkan selamat ulang tahun kepada Mambesak, karena beliau juga anak Papua. Memahami apa sesungguhnya yang ingin disampaikan Mambesak lewat lagunya,” ucapnya.
Kapolda Papua, Irjen Pol Mathius D Fakhiri dalam video berdurasi 1 menit 33 detik yang diposting di laman facebook Polda Papua pada Kamis (5/8/2021), menyampaikan selamat HUT ke-43 untuk kelompok musik Mambesak.
Ia mengatakan, Papua terdiri dari lima suku besar dengan beragam budaya. Perbedaan itu sebagai kekayaan anak bangsa bukan sebagai sumber permasalah di antara suku suku di tanah Papua.
“Untuk itu mari kita jaga, lestarikan serta kembangkan budaya bangsa Papua agar dikenal seluruh masyarakat Papua, masyarakat Indonesia, masyarakat internasional. Dirgahayu Mambesak ke-43,” kata Mathius D Fakhiri. (*)
Editor: Edho Sinaga