Turut belasungkawa dan minta maaf, Bupati Dogiyai tegaskan kasus Yus Yunus bukan soal SARA

 

Iluatrasi tanda belasungkawa. Pixabay.com/Jubi

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Read More

Nabire, Jubi – Pada hari Minggu, 23 Februari 2020 telah terjadi kecelakaan lalu lintas dan pengeroyokan di jalan raya Trans Papua, tepatnya di Kampung Ekimani, Distrik Kamu Utara, Kabupaten Dogiyai. Akibat kecelakaan dan pengeroyokan ini menyebabkan seorang pengendara motor atas nama Demianus Mote (37 tahun), warga Kabupaten Dogiyai, dan sopir truk atas nama Yus Yunus (27 tahun) asal Polewali Madar, Sulawesi Barat meninggal dunia.

Kejadian ini telah menjadi viral dan mendapat perhatian serius dari berbagai kalangan. Bupati Kabupaten Dogiyai, Yakobus Dumupa menyatakan duka mendalam serta permohonan maaf, kepada pihak korban almarhum Yus Yunus dan keluarganya serta kepada seluruh warga Polewali Mandar dan warga Sulawesi yang berada di Polewali Mandar, Kabupaten Dogiyai, Kabupaten Nabire dan di manapun berada.

“Kami berdoa semoga arwahnya diterima oleh Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa dan keluarga yang ditinggalkannya diberi penghiburan dan kekuatan untuk menjalani hidup ini. Dan kami berharap semoga permohonan maaf kami dari lubuk hati yang terdalam ini dapat diterima,” ujar Yakobus Dumupa melalui keterangan tertulis yang diterima Jubi, Jumat, (28/2/2020).

Pemerintah Kabupaten Dogiyai juga menyampaikan turut berduka cita atas meninggalnya almarhum Demianus Mote dan keluarga yang ditinggalkannya diberi penghiburan dan kekuatan untuk menjalani hidup ini.

“Perlu diklarifikasi dan dipertegas mengenai satu hal yang simpang siur dan tidak benar, bahwa pengeroyokan terhadap sopir Yus Yunus bukan sebagai upaya balas dendam atas kematian babi, karena para pelaku yang melakukan penganiayaan dan pembunuhan terhadap Yus Yunus tidak mempersoalkan kematian babi. Tetapi hal ini karena tersulut emosi melihat kematian Demianus Mote yang dicurigai ditabrak oleh truk. Sehingga diharapkan untuk tidak mengembangkan dan menyebarluarkan isu seolah-olah nyawa babi dibalas dengan nyawa manusia. Sekali lagi saya pertegas bahwa ini tidak benar!,” ujarnya tegas.

Ia menegaskan, beberapa pihak mempunyai pemahaman dan kronologis yang berbeda-beda mengenai masalah ini, dan perbedaan itu menyebabkan tanggapan yang berbeda-beda pula. Untuk itu, agar masalah tidak menjadi simpang siur dan agar menjadi terang-benderang sesuai dengan kejadian yang sesungguhnya

“Maka kami mempercayakan pihak berwajib (kepolisian) untuk melakukan penyelidikan terhadap masalah ini. Dan diharapkan hasil penyelidikan secara baik dan benar itulah yang perlu dipercayai,” ungkapnya.

Pemerintah Kabupaten Dogiyai tidak mengharapkan masalah ini membesar, meluas dan menyimpang dari kejadian yang sebenarnya.

Menurut dia, perlu dipahami bersama bahwa masalah ini tidak ada kaitan dengan kepentingan politik, rasisme, agama, suku, kepulauan dan lainnya.

“Dan juga ini bukan masalah antara orang Dogiyai dengan orang Polewali Mandar atau masalah antara orang Papua dan orang non-Papua. Masalah ini murni kecelakaan lalu lintas dan kriminal. Karena itu dimohon untuk tidak mengaitkan masalah kecelakaan lalu lintas dan kriminal ini dengan masalah politik, rasisme, agama, suku, kepulauan, dan lainnya,” ungkap dia.

Pemkab Dogiyai memohon semua pihak, terutama pihak korban dan pelaku untuk menahan diri dan tidak melakukan aksi balas dendam atas permasalahan ini. “Semua pihak harus menyerahkan penyelesaian masalah ini melalui proses hukum,” ucapnya.

“Pemerintah Kabupaten Dogiyai mendukung seluruh proses penyelidikan terhadap masalah ini, yang sedang dilakukan oleh pihak berwajib yaitu Polsek Kamuu, Polres Nabire dan Polda Papua. Diharapkan kepada semua pihak juga untuk mendukung proses hukum ini,” katanya.

Dewan Adat Meepago, John NR Gobai juga menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada keluarga korban Yus Yunus dan atas meninggalnya lelaki yang berprofesi sebagai sopir ini, juga Demikian Mote, tokoh pemuda Dogiyai.

“Kami meminta jangan sampai ada aksi balasan ke mahasiswa Papua di Makassar dan Sulawesi, karena mereka juga tidak tahu masalah dan tidak terkait dengan masalah ini, dan kami juga minta agar kasus ini jangan digoreng ke kasus SARA,” kata Gobai.

Ia meminta semua pihak wajib mendukung aparat untuk mengungkapkan fakta sesungguhnya siapa pelaku penabrakan terhadap korban Demianus Mote. “Apakah memang benar dia jatuh karena menabrak babi dan terseret beberapa meter atau memang ditabrak,” ujarnya.

“Penegakan hukum terhadap kasus Yus Yunus untuk memberikan rasa keadilan bagi keluarga korban dan kita minta propam periksa aparat Polri yg berada di TKP. Apakah sudah sesuai SOP atau tidak dalam menjalankan tugas sampai ada korban di depan aparat keamanan,” katanya. (*)

Editor: Syam Terrajana

Related posts

Leave a Reply