Trump protes penghitungan surat suara Pilpres terancam molor

Ilustrasi Donald Trump, pixabay.com

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Jakarta, Jubi – Calon Presiden AS inkumben Donald Trump kembali memprotes potensi penghitungan hasil Pilpres Amerika yang molor karena banyaknya surat suara yang masuk. Tercatat hasil Pilpres Amerika diprediksi keluar pada 3 November 2020 mendatang.

Read More

Pada hari Selasa lalu, total sudah ada 70 juta surat suara yang masuk. Angka tersebut 50 persen lebih banyak dibanding capaian Pilpres Amerika 2016 menurut US Elections Project, University of Florida. Mengingat surat suara tersebut ada yang “dicoblos” secara langsung ataupun via pos, US Elections Project memperkirakan proses rekapitulasi akan memakan waktu lebih dari sepekan.

“Menurut saya akan lebih pantas apabila pengumuman pemenang dilakukan pada 3 November dibanding menunggu dua pekan. Menurut saya, itu tidak pantas dan sepertinya tidak diperbolehkan secara hukum. Kita lihat saja,” ujar Donald Trump, Rabu, (28/10/2020).

Baca juga : Pilpres AS semakin memanas, Michelle Obama sebut Trump rasis dan picu ketakutan 

Pilpres AS, sejumlah mantan gubernur Republikan mendukung Joe Biden

Pilpres Amerika, Paus Fransiskus enggan temui Menlu Pompeo

Donald Trump sering mengkritik pelaksanaan Pilpres Amerika. Salah satu yang paling sering ia lakukan menentang mekanisme pemilu via pos. Ia menyebut mekanisme itu rentan dicurangi walaupun ia tidak memiliki buktinya. Dalam satu kesempatan, ia bahkan memilih Pilpres Amerika ditunda saja dibanding digelar lewat pos.

Anehnya saat meprotes pengumuman pemenang berpotensi molor, Donald Trump sudah melempar sinyal akan mempermasalahkan hasil Pilpres jika ia kalah.

Sejumlah pihak, termasuk Joe Biden, khawatir Donald Trump benar-benar akan memperkarakan hasil Pilpres Amerika jika dirinya kalah. Apalagi, Donald Trump sudah mengupayakan agar susunan Majelis Hakim di Pengadilan Mahkamah AS didominiasi konservatif jika hasil Pilpres Amerika diperkarakan.

Sejauh ini, Donald Trump masih ketinggalan dari Joe Biden dalam hal popularitas dan elektabilitas. Joe Biden memimpin dengan 52 persen sementara Donald Trump 42 persen menurut survei terakhir Reuters. (*)

Editor : Edi Faisol

Related posts

Leave a Reply