Jubi | Portal Berita Tanah Papua No. 1,
Merauke, Jubi – World Wildlife Fund (WWF) Wilayah Selatan Papua menggelar workshop untuk menindaklanjuti hasil kajian dan penelitian yang dilakukan di Taman Nasional (TN) Wasur serta cagar alam di Bupul beberapa bulan lalu dengan melibatkan masyarakat. Dari hasil penelitian, tiga kawasan termasuk di Bian, menjadi daerah konservasi. Hanya saja, menjadi ancaman, lantaran di sekeliling, hutan dibabat untuk kegiatan perkebunan.
Direktur WWF Wilayah Selatan Papua, Paschalina Rahawarin kepada wartawan di sela-sela kegiatan di Megaria Hotel Rabu (21/9/2016) mengungkapkan, tiga kawasan tersebut, menjadi tempat jelajah bagi satwa dan tak boleh dirusak.
Dalam workshop itu, lanjut dia, akan didiskusikan bersama dengan semua pihak yang terlibat agar dapat memberikan solusi tentang pengelolaan hutan konservasi ke depan lebih baik, sekaligus tetap dilindungi. Jadi, pengelolaan dilakukan secara berkelanjutan.
Dengan pengelolaan hutan konservasi secara baik, katanya, maka tidak akan mengganggu juga kehidupan masyarakat setempat yang tinggal di dalam. Selain itu, ketika masyarakat akan melakukan suatu kegiatan, harus secara bersama-sama.
“Memang hutan masyarakat harus tetap dilindungi dan dijaga. Karena kehidupan mereka yang adalah orang asli Papua, masih menggantungkan hidup dengan mencari makanan dalam hutan,” katanya.
Asisten III Setda Merauke, Urbanus Kaize dalam kesempatan itu, meminta WWF harus terus melakukan pendampingan terhadap masyarakat, agar hutan mereka tetap dilindungi dan tidak digusur untuk kegiatan investasi.
“Tidak semua wilayah diizinkan pemerintah untuk kegiatan investasi. Hanya daerah-daerah tertentu. Sebagian besar hutan masih utuh dan tetap terjaga sampai sekarang. Karena merupakan tempat mencari makan bagi warga,” tuturnya. (*)