Papua No.1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Sejak pagi hingga pukul 5 sore ini, suara tembakan antara Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) masih menyelimuti Ilaga, Ibu Kota Kabupaten Puncak, Papua. Aksi baku tembak pada Kamis (27/1/2022) ini setidaknya menelan nyawa tiga anggota TNI.
“Sampai sore ini masih baku tembak. Saya baru selesai bicara [melalui sambungan telepon] dengan adik di Ilaga. Dan, terkait warga sipil ini yang saya belum tahu [bagaimana] nasib warga sampai sekarang di lokasi kejadian,” kata Sekretaris Komisi 1 DPR Papua, Feryana Wakerkwa kepada Jubi, Kamis sore.
Feryana Wakerkwa menyangkan peristiwa baku tembak yang harus menelan korban jiwa di daerahnya tersebut. Kekhawatirannya bukan tanpa sebab, pasalnya, dari pengalaman ke pengalaman dalam peristiwa aksi baku tembak antara pihak keamanan TNI-Polri dengan TPNPB-OPM, warga sipil yang kerap menjadi korban baik langsung maupun tidak langsung.
“Yang disayangkan ini bagaimana nasib anak-anak, mama-mama atau orang tua yang sudah tidak kuat di kampung sana, juga warga sipil lain yang tidak tahu menahu. Apalagi ini jatuh korban dari aparat, biasanya dari pengalaman dulu-dulu ada penyisiran di rumah penduduk, kampung-kampung, sampai orang keluar-masuk ke Ilaga atau pusat distrik ikut diperiksa. Ini bikin orang trauma, takut, kadang mau cari makan itu jadi susah karena takut dicurigai,” ujar Feryana Wakerkwa, putri asli Puncak, yang juga Ketua Pansus Kemanusiaan DPR Papua ini.
Wakerkwa berharap, pasca-penembakan ini, tidak melahirkan korban-korban lain terutama dari masyarakat sipil. Ia juga berharap aksi baku tembak segera berakhir sehingga aktivitas masyarakat dapat berjalan normal dalam waktu yang tidak lama.
“Biasanya pasar jadi sepi, tidak ada mama-mama yang jualan. Mungkin yang di dalam kota tidak apa-apa tapi yang dari luar Ilaga ini yang biasanya takut turun ke pasar. Ojek-ojek juga pasti setop jalan karena takut, padahal di Ilaga, ojek motor ini bisa dibilang jadi satu-satunya moda transportasi yang bisa dipakai warga, selain truk untuk angkut barang-barang,” ujar Feryana Wakerkwa, yang juga menjabat Sekretaris Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) dari daerah pemilihan Puncak ini.
3 TNI kembali gugur
Kepala Penerangan Daerah Militer (Kapendam) XVII/Cenderawasih Kolonel Inf Aqsha Erlangga, S.H., M.H, dalam keterangannya mengkonfirmasi dua anggota TNI kembali gugur dalam aksi baku tembak dengan Kelompok Separatis Teroris Papua–istilah yang digunakan aparat TNI-Polri dan Pemerintah merujuk kepada TPNPB-OPM–pada Kamis pagi di Bukit Tepuk Kampung Jenggernok, Distrik Gome, Kabupaten Puncak, Papua pada Kamis (27/1/2022).
Kedua anggota TNI tersebut adalah Serda Rizal dan Pratu Baraza yang merupakan anggota Satgas Pamtas Mobile Yonif R 408/SBH.
“Dari dua Prajurit TNI yang tertembak, satu orang meninggal dunia di tempat atas nama Serda Rizal. Sedangkan Pratu Baraza yang terkena tembakan di bagian perut, setelah mendapat penanganan di Puskesmas Ilaga Kabupaten Puncak namun tidak tertolong sehingga meninggal dunia,” kata Kolonel Inf Aqsha Erlangga, seperti dilansir fajarpapua.com di Jayapura, Kamis (27/1/2022).
Kolonel Inf Aqsha Erlangga, dalam keterangannya menjelaskan, awalnya aparat TNI diserang . Karena diserang, aksi baku tembak pun dilakukan.
“Kondisi terakhir di lokasi tersebut saat ini masih terjadi kontak tembak dan tidak ada korban dari masyarakat di sekitar lokasi. Kami mohon doanya, semoga aparat TNI yang sedang bertugas diberikan keselamatan untuk melaksanakan tugas melindungi masyarakat dan pengabdian kepada NKRI,” jelasnya.
Sementara itu, Danrem 173/PVB Brigjen TNI Taufan Gestoro, dikutip dari ANTARA, mengatakan prajurit TNI yang gugur dalam aksi baku tembak itu menjadi tiga orang.
“Ketiga jenazah prajurit Yonif 408/SBH yang gugur yaitu Serda Rizal, Prada Baraza dan Pratu Rahman. Sedangkan Pratu Syaiful masih dirawat di Puskesmas Ilaga dan kondisinya stabil,” jelas Brigjen TNI Taufan yang mengaku masih berada di Biak.
Brigjen Taufan mengatakan, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa telah tiba di Timika pada Kamis petang dan dijadwalkan melayat tiga prajurit yang gugur di Gome, Puncak. Ketiga jenazah saat ini masih berada di RSUD Timika.
TPNPB klaim bertanggung jawab
Juru Bicara TPNPB Sebby Sambom, dalam keterangan resminya menyatakan, TPNPB menjadi pihak yang bertanggung jawab dalam peristiwa penembakan tersebut. Ia mengklaim menembak mati dua prajurit TNI dan melukai tiga prajurit lainnya. “Dalam kontak senjata tersebut, kami, TPNPB, telah menembak mati dua anggota TNI dan yang lain kami belum ketahui,” katanya.
Sebby Sambom mengatakan, aksi baku tembak telah dilakukan sejak pukul 5 pagi waktu setempat di Distrik Gome. Penyerangan kembali di lakukan TPNPB pada pukul 09.37 di Pos Koramil Distrik Gome. “Komandan Lapangan TPNPB Numbuk Telenggen bertanggung jawab atas serangan ini,” katanya.
Sambom klaim belum ada korban dari pihak TPNPB dan akan terus melakukan perlawanan di seluruh tanah Papua. “Mobilisasi pasukan TPNPB akan terus dilakukan di 34 Kodap TPNPB di seluruh tanah Papua,” ucapnya.
Kontak tembak di tahun 2022
Setidaknya, sudah tiga peristiwa penembakan yang terhitung mengakibatkan jatuhnya korban dari aparat TNI-Polri di awal tahun 2022 ini di tanah Papua.
Pertama, penembakan terhadap anggota Brimob yang tertembak di dada dalam penyerangan yang dilakukan TPNPB di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Sabtu (22/1).
Kedua, aksi baku tembak antara TPNPB dan anggota Batalyon Zeni Tempur (Yonzipur) 20/Pawbili Pelle Alang di pertengahan jalan antara Kampung Faan Kahrio dan Kampung Kamat, Distrik Aifat Timur Tengah, Kabupaten Maybrat, Papua Barat, Kamis (20/1). Dalam peristiwa ini, satu prajurit TNI gugur dan tiga prajurit lainnya luka-luka.
Dan, ketiga, yang terbaru, aksi baku tembak di Distrik Gome, Kabupaten Puncak, Papua yang menyebabkan tiga prajurit TNI gugur pada Kamis ini. (*)
Berita ini diralat karena korban TNI yang meninggal menjadi 3 orang. Sebelumnya dari informasi awal dituliskan hanya 2 TNI yang meninggal.
Editor: Kristianto Galuwo