Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jakarta, Jubi – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD memastikan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Intan Jaya telah berhasil mengumpulkan data primer terkait peristiwa penembakan yang terjadi di Distrik Hitadipa, Intan Jaya, Papua. Tim investigasi lapangan TGPF Intan Jaya yang dipimpin Ketua Harian Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Benny Mamoto telah kembali ke Jakarta sejak Senin (12/10/2020).
“Tim ini sudah melaporkan seluruhnya dan tinggal menyusun nanti laporan yang lebih sistematis dan diberi waktu sampai dengan tanggal 17 untuk membuat laporan dan mendiskusikan semua fakta-fakta yang ditemukan sehingga sampai pada kesimpulan yang meyakinkan,” kata Mahfud dalam konferensi pers, Selasa (13/10/2020) kemarin.
Baca juga : TGPF Intan Jaya datangi lokasi penembakan pendeta Yeremia Zanambani
Anggota TGPF Intan Jaya yang tertembak dievakuasi ke Jakarta
Tak dilibatkan TGPF Intan Jaya bentukan Menteri Mahfud, ini kata Komnas HAM
Mahfud menjelaskan, laporan yang diterima anggota TGPF Intan Jaya berupa saksi-saksi kunci peristiwa penembakan yang terjadi sepanjang September lalu di Kabupaten Intan Jaya, terutama distrik Hitadipa.
Oleh karena itu Mahfud menjamin data yang dimiliki TGPF sebagai sumber primer. Data itu berhasil didapatkan dari para saksi kunci dan dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) yang dilaksanakan bersama keluarga korban.
“Di sini yang dimiliki oleh tim adalah data primer. Ada saksi-saksi kunci, kemudian keluarga korban, olah TKP bersama keluarga korban itu sudah dibuat semua,” kata mahfud menjelaskan.
Tak hanya data primer, Mahfud juga menyebut tim investigasi lapangan berhasil menemui dan meminta keterangan keluarga korban.
Padahal sebelumnya, klaim dia, aparat kepolisian hingga pejabat setempat tak mendapat akses mendatangi TKP dan bertemu langsung dengan keluarga korban.
Menurut Mahfud, saat ini keluarga mendiang Pendeta Yeremia Zanambani yang merupakan salah satu korban peristiwa penembakan itu telah memberi persetujuan untuk autopsi terhadap jenazah, hal itu dibuktikan dengan pihak keluarga yang menandatangani berita acara pemeriksaan (BAP).
“Sekarang tim ini sudah berhasil. Kita dibantu oleh Pendeta Henokh Bagau, pendeta setempat yang kemudian memberi pengertian-pengertian betapa pentingnya mengungkap fakta tentang peristiwa terbunuhnya Pak Yeremia itu,” katanya.
Ketua Tim investigasi lapangan TGPF Intan Jaya, Benny Mamoto menerangkan sedikitnya ada 25 saksi yang telah diperiksa selama di Papua. Beberapa saksi berasal dari keluarga korban, saksi pascaperistiwa penembakan, tenaga medis yang menangani korban, dan aparat setempat.
“Kami juga menggali informasi dari proses penyidikan yang sudah berjalan. Itu juga kita gali. Jadi rangkaian peristiwa itu sudah dibuatkan laporan polisi via Kasat Reskrim termasuk kasus kemarin (pengadangan terhadap tim),” ujar Benny. (*)
CNN Indonesia
Editor : Edi Faisol